Kamis, 24 Januari 2013
Bacaan Alkitab: Amsal 24:30-34
“"Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar
lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring," maka
datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang
yang bersenjata.” (Ams 24:33-34)
Jangan Suka Menunda-nunda
Saya seringkali punya kebiasaan buruk. Ketika
bensin motor saya sudah menipis, dan saya menyadarinya dalam perjalanan pulang
dari kantor ke rumah, saya seringkali menunda-nunda untuk mengisi bensin. Saya
berpikir, “Ah sekarang saya sudah sangat capek dan ingin beristirahat di rumah,
besok pagi saja saya mengisi bensinnya”. Demikian saya akhirnya pulang ke rumah
tanpa mengisi bensin terlebih dahulu. Esoknya, mau tidak mau saya harus mengisi
bensin dan ternyata antrean di SPBU itu pasti lebih banyak ketika pagi hari
daripada ketika malam hari. Akibatnya saya membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk mengisi bensin di pagi hari daripada waktu yang saya butuhkan jika saya
mengisi bensin pada saat saya pulang kantor.
Memang sudah menjadi kebiasaan umum bagi
manusia (khususnya di Indonesia) untuk menunda-nunda pekerjaan yang sebenarnya
bisa dilakukan saat itu juga. Apa nasehat Alkitab terhadap hal ini? Bacaan Kitab
Suci kita hari ini membahas tentang hal tersebut dan kita akan belajar tentang
hal tersebut.
Kitab Amsal adalah kitab yang penuh dengan
hikmat. Bukan sekedar hikmat duniawi tetapi di dalamnya terkandung hikmat
surgawi. Penulis Amsal ini menggambarkan dirinya yang melalui ladang seorang
pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi (ay. 30). Dalam ayat
selanjutnya, penulis Amsal melihat bahwa baik ladang seoran pemalas dan kebun
anggur orang yang tak berakal budi sama-sama ditumbuhi onak, tanahnya tertutup
jeruju dan temboknya roboh (ay. 31). Dengan kata lain, menurut penulis Amsal
ini, seseorang yang malas itu sama dengan orang yang tak berakal budi.
Apa pelajaran yang kita bisa tarik dari hal
ini? Penulis Amsal mengingatkan bahwa walaupun orang memang memiliki sifat
malas dalam dirinya, tetapi ada perbedaan yang nyata antara orang yang sedang
malas dan seseorang yang memiliki sifat pemalas. Orang bisa saja malas dalam
suatu waktu atau keadaan tertentu, tetapi seorang pemalas akan selalu memiliki
sifat malas tersebut dalam segala hal. Ciri utama seorang pemalas adalah suka
menunda-nunda pekerjaan. Lihat saja gambaran dalam ayat selanjutnya: Seorang
pemalas akan tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan
sebentar lagi dan tinggal berbaring (ay. 33). Ingat bahwa pemalas tersebut
sebenarnya memiliki ladang yang harus ia kerjakan. Akan tetapi ia lebih suka tidur,
mengantuk, dan berbaring daripada mengerjakan ladangnya. Ini adalah sikap menunda-nunda
dari seorang pemalas.
Dampaknya sungguh luar biasa. Seorang pemalas
yang suka menunda-nunda akan menuai buah dari kemalasannya itu, yaitu ia akan
miskin dan kekurangan (ay. 34). Hal ini logis karena ia tidak mau melakukan apa
yang menjadi bagiannya saat itu. Ia lebih memilih untuk tidur dan bersantai
daripada melakukan pekerjaannya di ladang. Ia menunda-nunda apa yang sebenarnya
dapat ia kerjakan.
Ini adalah pelajaran yang sungguh dalam
maknanya bagi kita. Firman Tuhan pun mengatakan agar apapun yang dijumpai tangan
kita untuk kita kerjakan, kita harus mengerjakannya dengan sekuat tenaga selagi
masih ada kesempatan (Pkh 9:10). Ayat lain pun mengatakan bahwa apapun yang
kita lakukan harus kita lakukan seperti untuk Tuhan (Kol 3:23). Jika kita
memiliki pandangan seperti itu, tentu kita tidak akan pernah menunda-nunda
pekerjaan bukan? Di sisi yang lain, dalam urusan dengan Tuhan (termasuk
pelayanan dan hal-hal rohani lainnya), jangan biasakan diri kita untuk menunda-nunda,
karena apa yang kita tabur akan kita tuai. Ketika kita menunda-nunda urusan
kita dengan Tuhan, maka jangan salahkan Tuhan ketika Ia pun menunda-nunda menjawab
kita. Belajarlah dari seorang pemalas, tetapi jangan tiru kemalasannya (ay.
32).
Bacaan Alkitab: Amsal 24:30-34
24:30 Aku melalui ladang seorang pemalas dan
kebun anggur orang yang tidak berakal budi.
24:31 Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak,
tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
24:32 Aku memandangnya, aku memperhatikannya,
aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran.
24:33 "Tidur sebentar lagi, mengantuk
sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,"
24:34 maka datanglah kemiskinan seperti
seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.