Rabu, 30 Januari 2013
Bacaan Alkitab: Kejadian 21:14-19
“Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia
melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya
anak itu minum.” (Kej 21:19)
Mata Rohani yang
Dapat Melihat Apa yang Tidak Bisa Dilihat Mata Jasmani
Sebagai manusia yang hidup dengan panca
indera, kita cenderung mengandalkan satu indera utama yaitu mata untuk melihat,
dibandingkan dengan indera-indera lainnya. Memang mata pun bisa dikatakan
sebagai indera utama manusia. Bahkan dalam ayat lainnya pun Alkitab menyebutkan
mata sebagai pelita tubuh (Mat 6:22). Begitu besarnya ketergantungan manusia
terhadap mata sehingga saat ini pun kita bisa melihat bagaimana dokter mata
sangat laris, jika dibandingkan dengan dokter telinga, dokter hidung, dokter
kulit, atau dokter lidah.
Sayangnya, manusia hanya mengandalkan mata
secara jasmani saja, dan tidak bisa melihat secara rohani. Hal ini terbukti
ketika Hagar dan Ismael diusir oleh Abraham, dan mengembara di padang gurun
Bersyeba, saat itu Hagar sudah kehabisan air sehingga Hagar pun putus asa dan
membuang Ismael ke bawah semak-semak (ay. 14-15). Ketika itu, Hagar pun berseru
dan menangis kepada Tuhan karena ia tidak tega melihat anak tersebut mati (ay.
16).
Memang di padang gurun sangat susah
mendapatkan air. Sejauh mata memandang pun hanya ada hamparan gurun pasir
dimana-mana. Apalagi saat itu Hagar dan Ismael hanya membawa sekirbat air,
suatu jumlah yang tidak cukup banyak bagi dua orang untuk mengembara di padang
gurun. Tetapi justru pada kondisi yang nyaris mustahil mendapatkan air itulah,
Tuhan menunjukkan kuasaNya kepada Hagar. Tuhan yang berinisiatif untuk
memanggil Hagar, dan berkata agar ia tidak takut (ay. 17a). Bahkan sebenarnya
suara yang didengar Tuhan adalah suara Ismael yang sedang terbaring karena kehausan (ay. 17b). Mengapa
Tuhan sampai peduli kepada Hagar dan kepada Ismael? Hal tersebut tidak lain dan
tidak bukan adalah karena Ismael pun adalah anak Abraham, sehingga ia pun termasuk
dalam keturunan Abraham, dan berhak mendapatkan janji Tuhan juga, yaitu akan
menjadi bangsa yang besar (ay. 18).
Saat itu secara manusia, Hagar tidak
dapat melihat jalan keluar atas
masalahnya. Ia hanya mampu melihat bagaimana anaknya terbaring kehausan, dan
sejauh ia memandang hanya tampak gurun dan mungkin sedikit semak belukar. Selama
menggunakan mata jasmani, Hagar tidak akan dapat melihat bagaimana Tuhan akan
menolong dirinya dan anaknya. Akan tetapi, Tuhan membuka mata [rohani] Hagar
(ay. 19a), sehingga Hagar pun dapat melihat bahwa ada sumur di dekat tempat ia
berada saat itu. Ia pun segera berlari dan mengisi kirbatnya dengan air untuk
memberi minum Ismael, anaknya (ay. 19b).
Apa yang terjadi pada Hagar adalah karena
Hagar hanya mengandalkan mata jasmaninya saja. Ia tidak menggunakan mata
rohaninya untuk melihat jalan keluar yang Tuhan sediakan. Ketika Tuhan membuka
matanya (dalam hal ini Tuhan membuka mata rohani Hagar), ia pun bisa melihat ada
sumur di dekatnya. Sumur itu memang dari awalnya sudah ada, tetapi mata jasmani
Hagar tidak dapat melihatnya karena ia terlalu terfokus kepada pasir, gurun,
semak, dan anaknya yang terbaring kehausan.
Seringkali masalah yang kita hadapi membuat
kita lebih mengandalkan mata jasmani kita yang tidak dapat melihat jalan
keluar, daripada menggunakan mata rohani kita. Padahal Tuhan selalu sudah
menyediakan jalan keluar bagi setiap masalah yang kita hadapi (1 Kor 10:13).
Masalahnya adalah pada kita, selama kita lebih menggunakan mata jasmani kita
daripada mata rohani, maka kita tidak akan menemukan jalan keluar tersebut. Kita
pun perlu senantiasa mengasah mata rohani kita, yaitu mata iman kita, karena
sesungguhnya orang benar akan hidup oleh iman (Rm 1:17), sedangkan iman adalah
ketika kita percaya walaupun kita tidak melihat (Ibr 11:1). Jadi, iman berarti
kita mengutamakan mata rohani kita daripada mata jasmani kita. Sudahkah kita
melakukannya?
Bacaan Alkitab: Kejadian 21:14-19
21:14 Keesokan harinya pagi-pagi Abraham
mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan
itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu
pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba.
21:15 Ketika air yang dikirbat itu habis,
dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak,
21:16 dan ia duduk agak jauh, kira-kira
sepemanah jauhnya, sebab katanya: "Tidak tahan aku melihat anak itu
mati." Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring.
21:17 Allah mendengar suara anak itu, lalu
Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya:
"Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah
mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring.
21:18 Bangunlah, angkatlah anak itu, dan
bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar."
21:19 Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga
ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian
diberinya anak itu minum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.