Senin, 21 Januari 2013
Bacaan Alkitab: Kolose 3:22-4:1
“Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur
terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di sorga.” (Kol 4:1)
Tuan yang Adil
Saya pernah bekerja di dua instansi, yang
satu adalah instansi swasta dan yang satu lagi adalah instansi pemerintah. Dan
setelah saya perhatikan, sebenarnya kedua instansi tersebut memiliki
“kelemahan” yang serupa. Dua-duanya kurang menghargai orang-orang yang bekerja
di bidang utama (core business)
instansi tersebut.
Instansi pertama saya adalah sebuah
perusahaan manufaktur. Logikanya, seharusnya perusahaan menghargai orang-orang
yang ada di bidang utama, yaitu orang-orang yang terkait produksi dan penjualan
produk. Akan tetapi, kenyataannya justru orang-orang di bagian yang tidak
terkait langsung dengan kedua bagian utama tersebut, merekalah yang cepat naik
dan menduduki posisi penting. Sama halnya dengan instansi kedua saya, dimana
justru instansi saya “menghambat” karir orang-orang yang bekerja di bidang
utama instansi saya tersebut, dengan cara memberlakukan sistem kenaikan yang
tidak jelas dan berubah-ubah, sehingga jika orang-orang di bagian penunjang
bisa naik golongan setiap empat tahun sekali, di bagian utama justru orang-orang
yang sering melakukan pekerjaan utama justru bisa lebih lama naiknya, karena
mereka harus mengumpulkan nilai kredit dari kegiatan-kegiatan penunjang yang
sebenarnya kurang relevan dengan kegiatan utama mereka. Justru nilai dari
kegiatan penunjang dengan durasi yang sama bisa jauh lebih besar daripada nilai
dari kegiatan utama yang mereka lakukan.
Tetapi memang di setiap instansi pasti ada
ketidakadilan, minimal ada ketidakpuasan yang dirasakan para pegawai. Apa kata
Alkitab mengenai hal ini?
Alkitab membagi manusia menjadi dua golongan
utama: hamba dan tuan. Firman Tuhan memerintahkan para hamba untuk menaati tuan
yang ada di dunia, bukan untuk menyenangkan hati mereka tetapi karena takut
akan Tuhan (ay. 22). Alkitab meminta para hamba untuk melakukan apapun dengan segenap
hati dan dengan motivasi melakukannya bagi Tuhan, dan bukan bagi manusia (ay.
23). Jikalau hamba melakukan kesalahan, maka ia pun harus siap menanggung kesalahannya
dengan segala konsekuensinya (ay. 24).
Kelihatannya, Firman Tuhan lebih banyak
berbicara tentang hamba. Tetapi sebenarnya prinsip yang sama pun berlaku bagi
para tuan. Seorang tuan harus bersikap jujur dan adil kepada para hamba-hambanya.
Mengapa? Karena mereka pun sebenarnya memiliki Tuan di surga, yaitu Allah Bapa
(ay. 1). Standar jujur dan adil ini memang relatif, karena jujur dan adil
menurut pandangan tuan pun bisa jadi berbeda dengan standar menurut pandangan
hamba. Bahkan antar hamba pun bisa memiliki standar jujur dan adil yang
berbeda.
Akan tetapi standar yang dimaksud dalam hal
ini adalah standar Tuhan sendiri. Tuan harus jujur dan adil sesuai standar
Tuhan, minimal melakukan yang terbaik, misalnya dengan menerapkan sistem
penggajian (remunerasi) yang seadil-adilnya, sehingga jangan sampai hamba yang
berkinerja buruk justru mendapatkan gaji yang lebih besar. Demikian juga halnya
dengan penilaian para hamba. Lakukan penilaian dengan obyektif sehingga para
hamba pun menerima apa yang berhak mereka terima.
Ingat bahwa kita sebagai tuan pun harus
bersikap adil dan jangan mau melihat hamba dari cara mereka menyenangkan kita
(ay. 22), dan menghukum hamba yang tidak bersalah atau menghukum hamba tidak
sesuai dengan kesalahan yang mereka lakukan, termasuk dengan memandang orang
alias memperlakukan beberapa orang tertentu dengan spesial (ay. 25). Para tuan
pun perlu melakukan tugas dan tanggung jawab mereka, termasuk wewenang mereka
dengan segenap hati seperti untuk Tuhan
(ay. 23).
Satu kebenaran yang terpenting adalah bahwa
apapun status kita di dunia ini, entah sebagai tuan atau sebagai hamba,
sesungguhnya kita adalah hamba di hadapan Tuhan, dan Tuhan adalah tuan kita. Sebagai
hamba Tuhan, kita pun akan memperoleh upah apabila kita telah melakukan bagian
kita sebagai hamba Tuhan (ay. 24). Apa bagian kita? Tentu saja melakukan hidup
kita sesuai dengan Firman Tuhan, entah sebagai hamba maupun sebagai tuan. Pertanyaan yang lebih penting lagi,
sudahkah kita meneladani Tuhan Yesus sebagai tuan kita? Atau kita justru
mempermalukan Tuhan Yesus ketika selama kita ada di dunia ini, kita menjadi
hamba yang malas atau kita menjadi tuan
yang kejam dan tidak adil?
Bacaan Alkitab: Kolose 3:22-4:1
3:22 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di
dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan
mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.
3:23 Apa pun juga yang kamu perbuat,
perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
3:24 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan
menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan
kamu hamba-Nya.
3:25 Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan
menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.
4:1 Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur
terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di sorga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.