Rabu, 2 Januari 2013
Bacaan Alkitab: Yohanes 7:1-9
“Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya:
"Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga
melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan. Sebab tidak seorang pun
berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau
Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia."” (Yoh 7:3-4)
Saudara yang
Tidak Seperti Saudara
Ada dua orang laki-laki, mereka bersaudara
kandung. Kedua laki-laki ini juga memiliki saudari-saudari perempuan, tetapi
yang laki-laki di keluarga mereka hanya mereka berdua. Si adik selalu ingin “lebih”
dan menjadi yang “pertama” dari kakaknya tersebut, sementara si kakak justru lebih
bersikap mengalah. Sampai-sampai si adik menikah lebih dulu dari si kakak agar
bisa mempunyai anak lebih dulu. Dalam hal materi juga seperti itu, si adik
membangun rumah yang besar dan tingkat. Akan tetapi sebelum rumah itu selesai,
si kakak justru diberikan fasilitas rumah dinas dari perusahaan tempat ia
bekerja. Si adik berusaha untuk memiliki mobil, tetapi justru si kakak diberikan
fasilitas mobil dinas dengan spesifikasi yang sama dengan apa yang diinginkan
si adik. Begitu seterusnya hingga ketika si kakak akhirnya menikahkan anaknya,
si adik juga ikut-ikutan menikahkan anaknya hanya selang satu minggu kemudian
dengan tujuan agar si adik dapat memberikan cicit pertama bagi keluarga
besarnya, akan tetapi justru si kakaklah yang memberikan cicit pertama hanya
dengan selisih satu minggu dengan cicit kedua dari keluarga si adik.
Saya berpikir, mengapa bisa terjadi demikian
ya, bukankah mereka adalah kakak beradik, saudara kandung pula. Mengapa yang
katanya bersaudara justru seringkali menjadi tidak akur? Ternyata jika kita
membaca di dalam Alkitab, salah satu dosa pertama yang dibuat manusia di bumi
ini (setelah keluar dari Taman Eden) adalah dosa yang dilakukan antara saudara
kandung, yaitu ketika Kain iri kepada Habel dan membunuhnya (Kej 4:1-6). Sejak
saat itu pun pertentangan antar saudara terus menerus terjadi, tidak hanya
dalam hal duniawi tetapi juga dalam hal rohani. Harun dan Miryam yang adalah
saudara kandung Musa, pernah berselisih dengan Musa. Salomo pun pernah bertentangan
dengan saudara-saudara kandungnya. Kitab Raja-Raja dan Tawarikh pun penuh
dengan intrik perang antara saudara. Dan bahkan Yesus pun pernah memiliki
masalah dengan saudara-saudaraNya.
Yesus sendiri walaupun lahir di Betlehem di
tanah Yudea, tetapi besar di Nazaret di daerah Galilea. Mungkin saja Yusuf dan
Maria memang berasal dari Nazaret dan mereka pun memiliki keluarga besar di
daerah Galilea. Oleh karena itu, ketika Yesus memutuskan untuk memberitakan
Injil di daerah Galilea (ay. 1), tentu Ia akan bertemu dengan
saudara-saudaraNya. Alkitab tidak menjelaskan secara spesifik tentang
saudara-saudara Yesus secara jasmani ini. Bisa saja mereka adalah adik-adik
Yesus, yang dilahirkan Maria dari Yusuf setelah Yesus lahir, atau bisa saja ini
adalah saudara-saudara dalam arti orang-orang yang mempunyai hubungan saudara
dengan Maria dan/atau Yusuf sehingga mereka disebut saudara-saudara Yesus.
Menarik melihat apa yang dikatakan
saudara-saudara Yesus ketika Yesus ada di daerah mereka. Saudara-saudara Yesus
justru menyuruh Yesus pergi ke Yudea agar murid-muridNya juga melihat mujizat
yang dilakukan Yesus (ay. 3). Mereka mengatakan bahwa seorang nabi harus muncul
dan menampakkan diri ke dunia (ay. 4), dimana Yerusalem pada saat Hari Raya
Pondok Daun tentulah sangat ramai dan sangat banyak orang di sana (ay. 2). Kita
pasti mengerti bahwa hal tersebut hanyalah alasan yang dibuat oleh saudara-saudara
Yesus. Mereka tidak ingin Yesus ada lama-lama di daerah mereka di Galilea. Saudara-saudara
Yesus ingin Yesus segera pergi, karena sebenarnya mereka sendiri tidak percaya
kepadaNYa (ay. 5).
Mengapa saudara-saudaraNya mengatakan hal
demikian? Saya merasa bawha salah satu alasannya adalah karena mereka takut
dibenci, dimusuhi dan dikucilkan oleh orang Farisi, ahli Taurat dan para Imam.
Yesus mengajarkan kebenaran yang tidak disukai oleh manusia, terlebih oleh para
ahli Taurat dan kawan-kawannya. Saudara-saudara Yesus menghadapi kemungkinan tersebut,
dan mereka takut sehingga mereka pun “meminta dengan halus” Yesus untuk
meninggalkan daerah mereka supaya mereka aman.
Yesus pun menjawab perkataan saudara-saudaraNya
tersebut dengan bijaksana. Yesus menjawab bahwa waktuNya belum tiba (ay. 6),
dan jikalaupun dunia membenci saudara-saudara Yesus, sesungguhnya yang dibenci
oleh dunia adalah Yesus sendiri, bukan mereka (ay. 7). Oleh karena itu Yesus
meminta saudara-saudaraNya untuk datang ke perayaan Hari Raya Pondok Daun (ay.
8), sementara Yesus sendiri tetap tinggal di Galilea (ay. 9), walau jika kita
baca di ayat-ayat selanjutnya bahwa Yesus sebenarnya datang ke Yudea walaupun
dengan diam-diam.
Apa yang dapat kita pelajari di sini adalah
bahwa saudara sekalipun bisa tidak seperti saudara. Saudara-saudara Yesus
seharusnya bangga bahwa mereka menjadi bagian dari keluarga Yesus, walaupun
hanya secara jasmani. Akan tetapi justru mereka menjadi orang-orang yang tidak
membela Yesus, bahkan mungkin bertentangan dengan Yesus, sehingga dalam suatu
kesempatan pun Yesus berkata bahwa saudara-saudaraNya adalah orang-orang yang
melakukan kehendak Bapa di Surga (Mat 12:50), termasuk kita semua adalah
saudara-saudara Yesus secara rohani.
Apa implikasinya bagi kita? Jadilah orang
yang berguna bagi saudara kita. Memang ada kemungkinan kita pun akan dimusuhi
oleh saudara kita, yaitu ketika kita percaya kepada Tuhan sementara
saudara-saudara kita belum. Akan tetapi sedapat mungkin, marilah kita hidup
dalam kedamaian kepada semua orang, termasuk dan terutama kepada
saudara-saudara kita (Rm 12:18). Jadilah pembawa damai bagi semua orang, dan
juga terutama bagi saudara-saudara kita. Karena bagaimana orang luar mau
percaya bahwa kita adalah pembawa damai ketika kita saja masih bermusuhan
dengan saudara-saudara kita?
Bacaan Alkitab: Yohanes 7:1-9
7:1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling
Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang
Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya.
7:2 Ketika itu sudah dekat hari raya orang
Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.
7:3 Maka kata saudara-saudara Yesus
kepada-Nya: "Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya
murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan.
7:4 Sebab tidak seorang pun berbuat sesuatu
di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat
hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia."
7:5 Sebab saudara-saudara-Nya sendiri pun
tidak percaya kepada-Nya.
7:6 Maka jawab Yesus kepada mereka:
"Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu.
7:7 Dunia tidak dapat membenci kamu, tetapi
ia membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya
jahat.
7:8 Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum
pergi ke situ, karena waktu-Ku belum genap."
7:9 Demikianlah kata-Nya kepada mereka, dan
Ia pun tinggal di Galilea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.