Jumat, 04 Januari 2013

Saudara yang Tidak Seperti Saudara



Rabu, 2 Januari 2013
Bacaan Alkitab: Yohanes 7:1-9
Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya: "Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan. Sebab tidak seorang pun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia."” (Yoh 7:3-4)


Saudara yang Tidak Seperti Saudara


Ada dua orang laki-laki, mereka bersaudara kandung. Kedua laki-laki ini juga memiliki saudari-saudari perempuan, tetapi yang laki-laki di keluarga mereka hanya mereka berdua. Si adik selalu ingin “lebih” dan menjadi yang “pertama” dari kakaknya tersebut, sementara si kakak justru lebih bersikap mengalah. Sampai-sampai si adik menikah lebih dulu dari si kakak agar bisa mempunyai anak lebih dulu. Dalam hal materi juga seperti itu, si adik membangun rumah yang besar dan tingkat. Akan tetapi sebelum rumah itu selesai, si kakak justru diberikan fasilitas rumah dinas dari perusahaan tempat ia bekerja. Si adik berusaha untuk memiliki mobil, tetapi justru si kakak diberikan fasilitas mobil dinas dengan spesifikasi yang sama dengan apa yang diinginkan si adik. Begitu seterusnya hingga ketika si kakak akhirnya menikahkan anaknya, si adik juga ikut-ikutan menikahkan anaknya hanya selang satu minggu kemudian dengan tujuan agar si adik dapat memberikan cicit pertama bagi keluarga besarnya, akan tetapi justru si kakaklah yang memberikan cicit pertama hanya dengan selisih satu minggu dengan cicit kedua dari keluarga si adik.

Saya berpikir, mengapa bisa terjadi demikian ya, bukankah mereka adalah kakak beradik, saudara kandung pula. Mengapa yang katanya bersaudara justru seringkali menjadi tidak akur? Ternyata jika kita membaca di dalam Alkitab, salah satu dosa pertama yang dibuat manusia di bumi ini (setelah keluar dari Taman Eden) adalah dosa yang dilakukan antara saudara kandung, yaitu ketika Kain iri kepada Habel dan membunuhnya (Kej 4:1-6). Sejak saat itu pun pertentangan antar saudara terus menerus terjadi, tidak hanya dalam hal duniawi tetapi juga dalam hal rohani. Harun dan Miryam yang adalah saudara kandung Musa, pernah berselisih dengan Musa. Salomo pun pernah bertentangan dengan saudara-saudara kandungnya. Kitab Raja-Raja dan Tawarikh pun penuh dengan intrik perang antara saudara. Dan bahkan Yesus pun pernah memiliki masalah dengan saudara-saudaraNya.

Yesus sendiri walaupun lahir di Betlehem di tanah Yudea, tetapi besar di Nazaret di daerah Galilea. Mungkin saja Yusuf dan Maria memang berasal dari Nazaret dan mereka pun memiliki keluarga besar di daerah Galilea. Oleh karena itu, ketika Yesus memutuskan untuk memberitakan Injil di daerah Galilea (ay. 1), tentu Ia akan bertemu dengan saudara-saudaraNya. Alkitab tidak menjelaskan secara spesifik tentang saudara-saudara Yesus secara jasmani ini. Bisa saja mereka adalah adik-adik Yesus, yang dilahirkan Maria dari Yusuf setelah Yesus lahir, atau bisa saja ini adalah saudara-saudara dalam arti orang-orang yang mempunyai hubungan saudara dengan Maria dan/atau Yusuf sehingga mereka disebut saudara-saudara Yesus.

Menarik melihat apa yang dikatakan saudara-saudara Yesus ketika Yesus ada di daerah mereka. Saudara-saudara Yesus justru menyuruh Yesus pergi ke Yudea agar murid-muridNya juga melihat mujizat yang dilakukan Yesus (ay. 3). Mereka mengatakan bahwa seorang nabi harus muncul dan menampakkan diri ke dunia (ay. 4), dimana Yerusalem pada saat Hari Raya Pondok Daun tentulah sangat ramai dan sangat banyak orang di sana (ay. 2). Kita pasti mengerti bahwa hal tersebut hanyalah alasan yang dibuat oleh saudara-saudara Yesus. Mereka tidak ingin Yesus ada lama-lama di daerah mereka di Galilea. Saudara-saudara Yesus ingin Yesus segera pergi, karena sebenarnya mereka sendiri tidak percaya kepadaNYa (ay. 5).

Mengapa saudara-saudaraNya mengatakan hal demikian? Saya merasa bawha salah satu alasannya adalah karena mereka takut dibenci, dimusuhi dan dikucilkan oleh orang Farisi, ahli Taurat dan para Imam. Yesus mengajarkan kebenaran yang tidak disukai oleh manusia, terlebih oleh para ahli Taurat dan kawan-kawannya. Saudara-saudara Yesus menghadapi kemungkinan tersebut, dan mereka takut sehingga mereka pun “meminta dengan halus” Yesus untuk meninggalkan daerah mereka supaya mereka aman.

Yesus pun menjawab perkataan saudara-saudaraNya tersebut dengan bijaksana. Yesus menjawab bahwa waktuNya belum tiba (ay. 6), dan jikalaupun dunia membenci saudara-saudara Yesus, sesungguhnya yang dibenci oleh dunia adalah Yesus sendiri, bukan mereka (ay. 7). Oleh karena itu Yesus meminta saudara-saudaraNya untuk datang ke perayaan Hari Raya Pondok Daun (ay. 8), sementara Yesus sendiri tetap tinggal di Galilea (ay. 9), walau jika kita baca di ayat-ayat selanjutnya bahwa Yesus sebenarnya datang ke Yudea walaupun dengan diam-diam.

Apa yang dapat kita pelajari di sini adalah bahwa saudara sekalipun bisa tidak seperti saudara. Saudara-saudara Yesus seharusnya bangga bahwa mereka menjadi bagian dari keluarga Yesus, walaupun hanya secara jasmani. Akan tetapi justru mereka menjadi orang-orang yang tidak membela Yesus, bahkan mungkin bertentangan dengan Yesus, sehingga dalam suatu kesempatan pun Yesus berkata bahwa saudara-saudaraNya adalah orang-orang yang melakukan kehendak Bapa di Surga (Mat 12:50), termasuk kita semua adalah saudara-saudara Yesus secara rohani.

Apa implikasinya bagi kita? Jadilah orang yang berguna bagi saudara kita. Memang ada kemungkinan kita pun akan dimusuhi oleh saudara kita, yaitu ketika kita percaya kepada Tuhan sementara saudara-saudara kita belum. Akan tetapi sedapat mungkin, marilah kita hidup dalam kedamaian kepada semua orang, termasuk dan terutama kepada saudara-saudara kita (Rm 12:18). Jadilah pembawa damai bagi semua orang, dan juga terutama bagi saudara-saudara kita. Karena bagaimana orang luar mau percaya bahwa kita adalah pembawa damai ketika kita saja masih bermusuhan dengan saudara-saudara kita?


Bacaan Alkitab: Yohanes 7:1-9
7:1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya.
7:2 Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.
7:3 Maka kata saudara-saudara Yesus kepada-Nya: "Berangkatlah dari sini dan pergi ke Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan.
7:4 Sebab tidak seorang pun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia."
7:5 Sebab saudara-saudara-Nya sendiri pun tidak percaya kepada-Nya.
7:6 Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu.
7:7 Dunia tidak dapat membenci kamu, tetapi ia membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat.
7:8 Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi ke situ, karena waktu-Ku belum genap."
7:9 Demikianlah kata-Nya kepada mereka, dan Ia pun tinggal di Galilea.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.