Sabtu, 12 Januari 2013
Bacaan Alkitab: 1 Raja-Raja
8:10-13
“Sehingga imam-imam tidak tahan berdiri untuk
menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi
rumah TUHAN.” (1 Raj 8:11)
Kemuliaan Tuhan
di BaitNya
Berapa banyak di antara kita yang pernah
merasakan ketika kita pergi ke gereja untuk beribadah tetapi rasanya hampa.
Mungkin ada di antara kita yang pergi ke gereja dan ketika kita pulang,
sepertinya semua masih sama seperti ketika kita datang. Pujian yang dinaikkan
tidak membuat kita tergerak dan semangat, Firman yang disampaikan pun hambar
dan tidak dapat dimengerti, sehingga kondisi ketika kita pulang adalah sama
atau justru lebih buruk daripada kita datang.
Mengapa hal tersebut terjadi? Banyak faktor
yang dapat menyebabkannya. Bisa jadi memang karena para pelayan Tuhan (termasuk
hamba Tuhan yang menyampaikan Firman) kurang mempersiapkan diri. Bisa juga hal
tersebut terjadi karena kondisi gereja yang tidak mendukung (misal banyak atap
yang bocor, kondisi yang panas, dan lain sebagainya). Bisa juga hal tersebut
sebenarnya terjadi karena kita sendiri yang kurang mempersiapkan diri untuk
beribadah.
Akan tetapi, Alkitab sebenarnya sudah
memberikan gambaran bagaimana seharusnya standar suatu ibadah yang dilakukan
umat Tuhan. Bacaan Alkitab kita hari ini, walau merupakan Firman Tuhan di
Perjanjian Lama, tetap relevan hingga saat ini dan seharusnya menjadi standar
setiap ibadah atau kebaktian yang dilakukan oleh gereja. Bacaan Alkitab
tersebut menceritakan tentang pentahbisan Bait Allah yang dibangun oleh Salomo.
Saat itu, ketika imam-imam selesai melakukan pelayanan mereka, yaitu membawa
tabut perjanjian ke dalam Bait Allah, maka ketika mereka keluar dari tempat
kudus, tiba-tiba datanglah awan memenuhi rumah Tuhan (ay. 10).
Awan tersebut sesungguhnya adalah awan
kemuliaan Tuhan, yang menunjukkan kehadiran Tuhan pada saat itu (ay. 11).
Imam-imam pun tidak dapat tahan untuk berdiri meneruskan ibadah mereka karena
kemuliaan Tuhan yang luar biasa. Bayangkan, imam saja tidak tahan untuk berdiri
dan mereka sujud tersungkur menyembah Tuhan ketika mereka merasakan kehadiran
Tuhan. Apalagi dengan jemaat biasa atau rakyat
biasa yang saat itu hadir, tentu mereka pun juga merasakan dan tidak
tahan untuk berdiri di hadapan Tuhan. Melihat hal tersebut, Salomo pun memuji
kebesaran Tuhan karena Tuhan mau hadir di Bait Allah, padahal Tuhan adalah
Tuhan yang berkuasa di langit, tetapi Ia mau hadir di dalam kekelaman bumi ini
(ay. 12-13).
Mau tidak mau, umat Tuhan pun perlu memiliki
kerinduan seperti ini, yaitu meminta Tuhan untuk hadir dalam setiap ibadah
mereka. Memang Firman Tuhan juga berkata bahwa dimana dua atau tiga orang berkumpul
dalam nama Tuhan, sesungguhnya Tuhan ada di tengah-tengahnya (Mat 18:20). Akan
tetapi kita perlu melatih diri kita agar
Tuhan tidak hanya sekedar hadir di tengah-tengah kita, tetapi juga agar
kemuliaanNya nyata dan bisa kita rasakan. Mungkin kita tidak bisa melihat awan
kemuliaan Tuhan yang datang, akan tetapi saya percaya bahwa kita pasti bisa
merasakan ketika kemuliaan Tuhan itu hadir dalam suatu ibadah.
Di satu sisi, setiap jemaat yang hadir memang
perlu untuk mempersiapkan diri sebelum ibadah, tetapi para pelayan Tuhan pun perlu mempersiapkan diri mereka
agar sebisa mungkin pelayanan mereka bukan hanya sekedar rutinitas. Pelayan Tuhan
pun perlu mendoakan ibadah yang akan mereka layani dengan sungguh-sungguh,
supaya setiap orang yang hadir boleh merasakan hadirat Tuhan. Pertanyaannya,
dengan segala rutinitas ibadah kita setiap minggunya, sudahkah kita melakukan
hal tersebut? Sudahkah kita memiliki kerinduan agar kemuliaan Tuhan nyata dan
dapat dirasakan orang-orang yang hadir di setiap ibadah kita? Ketika kemuliaan Tuhan
hadir, pastilah semua orang akan memuji dan menyembah Tuhan dengan
sungguh-sungguh, dan ada perbedaan ketika mereka pulang dibandingkan dengan
mereka datang. Ibadah yang disertai dengan kemuliaan Tuhan pasti akan jauh
lebih berdampak daripada ibadah yang biasa-biasa saja.
Bacaan Alkitab: 1 Raja-Raja
8:10-13
8:10 Ketika imam-imam keluar dari tempat
kudus, datanglah awan memenuhi rumah TUHAN,
8:11 sehingga imam-imam tidak tahan berdiri
untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN
memenuhi rumah TUHAN.
8:12 Pada waktu itu berkatalah Salomo:
"TUHAN telah menetapkan matahari di langit, tetapi Ia memutuskan untuk
diam dalam kekelaman.
8:13 Sekarang, aku telah mendirikan rumah
kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.