Minggu, 29
Januari 2012
Bacaan
Alkitab: 2 Petrus 2:20-22
“Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa
yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi
kembali lagi ke kubangannya.” (2 Ptr 2:22)
Anjing dan Babi
Dalam Alkitab kita, hewan anjing dan babi digambarkan sebagai hewan yang
kotor. Barangkali anjing zaman dulu belum seperti anjing di zaman modern ini,
dimana banyak orang yang menganggap anjing sebagai hewan peliharaan yang
menggemaskan. Dalam bacaan Alkitab kita hari ini, Rasul Petrus membahas tentang
orang-orang yang dulunya sudah pernah percaya kepada Tuhan namun kemudian
kembali lagi ke dalam kehidupan lamanya. Dalam ayat 20 dikatakan bahwa
orang-orang seperti itu justru akan memiliki keadaan yang lebih buruk dari
sebelumnya.
Lebih ekstrim lagi dikatakan bahwa daripada seseorang yang dulu tidak
percaya Tuhan kemudian percaya kepada Tuhan Yesus, namun akhirnya kembali
murtad dan kembali ke kehidupan lamanya, adalah lebih baik orang tersebut tidak
pernah mengenal tentang jalan kebenaran tersebut (ay. 21). Rasul Petrus dengan
tegas mengatakan bahwa lebih baik mereka tidak pernah mengenal kebenaran
daripada mengenal namun akhirnya kembali ke kehidupan lamanya.
Hal ini sejalan dengan ajaran Tuhan Yesus dalam Injil Matius 12:43-45.
Ketika suatu rumah telah dibersihkan dari roh jahat, maka jika rumah tersebut
masih kosong tanpa ditempati, maka roh jahat tersebut akan kembali dan mengajak
tujuh roh jahat lainnya untuk menempati rumah tersebut. Apa yang dapat kita
pelajari dari hal tersebut? Jika kita telah bertobat dari kehidupan lama kita,
tidak hanya cukup bagi kita untuk bertobat, tetapi yang lebih penting lagi
adalah mengajak Tuhan untuk turut campur dalam kehidupan kita. Dengan demikian rumah
yang merupakan gambaran dari hati atau kehidupan kita tidak akan kosong dan roh
jahat itu tidak dapat kembali ke dalam
kehidupan kita.
Kembali lagi ke bacaan Alkitab kita di kitab 2 Petrus, orang percaya yang
akhirnya kembali ke kehidupan lamanya digambarkan sebagai "Anjing yang kembali
lagi ke muntahnya” dan “babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya” (ay. 22).
Saya sempat bertanya dan merenung dalam hati, mengapa anjing dan babi yang
menjadi contoh ya? Setelah saya renungkan, ternyata ada beberapa prinsip
praktis yang ada dalam peribahasa tersebut.
Pertama, walaupun saya tidak pernah memelihara anjing dan babi, tetapi
menurut saya anjing dan babi memang memiliki kodrat untuk kembali ke muntah
atau mandi kembali ke dalam kubangannya. Itu adalah naluri atau insting dari
hewan. Jadi, jika kita telah mengaku sebagai anak-anak Tuhan, tentunya kita
tidak boleh memiliki sikap seperti anjing dan babi tadi. Kita harus fokus
meninggalkan masa lalu kita dan menatap ke masa depan.
Kedua, walaupun anjing dan babi tersebut memiliki kodrat untuk kembali ke muntah
dan kubangannya, tetapi jika tidak ada kubangan, maka saya yakin bahwa babi
apapun tidak akan mungkin kembali ke kubangannya. Jadi, intinya menurut saya
adalah bagaimana kita dapat membuang kubangan-kubangan yang menggoda kita untuk
kembali ke kehidupan lama kita. Kubangan ini dapat berarti banyak hal dalam
kehidupan kita yang telah lalu yang menggoda kita untuk kembali jatuh ke
kehidupan lama kita. Jadi kuncinya adalah satu, yaitu menghilangkan
kubangan-kubangan yang mengganggu dalam kehidupan kita.
Kita mungkin merasa bahwa kita adalah orang-orang yang masuk dalam kelompok
“anjing” dan “babi” itu. Tetapi saya yakin bahwa anjing dan babi dapat berubah
menjadi jinak dan tidak kembali ke kubangan jika dan hanya jika lingkungannya
mendukung. Babi yang dipelihara orang di perkotaan pastilah tidak akan kembali
ke kubangannya karena tidak ada kubangan babi di kota. Sementara itu, babi yang
hidup di desa, walaupun pemiliknya telah menjadikan babi tersebut menjadi hewan
peliharaan di rumah, tetapi begitu si babi menemukan kubangan di desa tersebut,
babi itu pasti langsung kembali ke kubangannya. Pilihan ada di kita, apakah
kita mau menjadi “anjing” dan “babi”, ataukah kita mau menjadi orang-orang
kesayangan Tuhan? Kuncinya adalah: jangan melihat ke belakang (Flp 3:13) dan
jangan membuka celah/kesempatan kepada Iblis (Ef 4:27).
Bacaan
Alkitab: 2 Petrus 2:20-22
2:20 Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat
kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia,
tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari
pada yang semula.
2:21 Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah
mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari
perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.
2:22 Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini:
"Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke
kubangannya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.