Jumat, 27 Januari 2012

Anjing dan Babi


Minggu, 29 Januari 2012
Bacaan Alkitab: 2 Petrus 2:20-22
Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.” (2 Ptr 2:22)


Anjing dan Babi


Dalam Alkitab kita, hewan anjing dan babi digambarkan sebagai hewan yang kotor. Barangkali anjing zaman dulu belum seperti anjing di zaman modern ini, dimana banyak orang yang menganggap anjing sebagai hewan peliharaan yang menggemaskan. Dalam bacaan Alkitab kita hari ini, Rasul Petrus membahas tentang orang-orang yang dulunya sudah pernah percaya kepada Tuhan namun kemudian kembali lagi ke dalam kehidupan lamanya. Dalam ayat 20 dikatakan bahwa orang-orang seperti itu justru akan memiliki keadaan yang lebih buruk dari sebelumnya.

Lebih ekstrim lagi dikatakan bahwa daripada seseorang yang dulu tidak percaya Tuhan kemudian percaya kepada Tuhan Yesus, namun akhirnya kembali murtad dan kembali ke kehidupan lamanya, adalah lebih baik orang tersebut tidak pernah mengenal tentang jalan kebenaran tersebut (ay. 21). Rasul Petrus dengan tegas mengatakan bahwa lebih baik mereka tidak pernah mengenal kebenaran daripada mengenal namun akhirnya kembali ke kehidupan lamanya.

Hal ini sejalan dengan ajaran Tuhan Yesus dalam Injil Matius 12:43-45. Ketika suatu rumah telah dibersihkan dari roh jahat, maka jika rumah tersebut masih kosong tanpa ditempati, maka roh jahat tersebut akan kembali dan mengajak tujuh roh jahat lainnya untuk menempati rumah tersebut. Apa yang dapat kita pelajari dari hal tersebut? Jika kita telah bertobat dari kehidupan lama kita, tidak hanya cukup bagi kita untuk bertobat, tetapi yang lebih penting lagi adalah mengajak Tuhan untuk turut campur dalam kehidupan kita. Dengan demikian rumah yang merupakan gambaran dari hati atau kehidupan kita tidak akan kosong dan roh jahat  itu tidak dapat kembali ke dalam kehidupan kita.

Kembali lagi ke bacaan Alkitab kita di kitab 2 Petrus, orang percaya yang akhirnya kembali ke kehidupan lamanya digambarkan sebagai "Anjing yang kembali lagi ke muntahnya” dan “babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya” (ay. 22). Saya sempat bertanya dan merenung dalam hati, mengapa anjing dan babi yang menjadi contoh ya? Setelah saya renungkan, ternyata ada beberapa prinsip praktis yang ada dalam peribahasa tersebut.

Pertama, walaupun saya tidak pernah memelihara anjing dan babi, tetapi menurut saya anjing dan babi memang memiliki kodrat untuk kembali ke muntah atau mandi kembali ke dalam kubangannya. Itu adalah naluri atau insting dari hewan. Jadi, jika kita telah mengaku sebagai anak-anak Tuhan, tentunya kita tidak boleh memiliki sikap seperti anjing dan babi tadi. Kita harus fokus meninggalkan masa lalu kita dan menatap ke masa depan.

Kedua, walaupun anjing dan babi tersebut memiliki kodrat untuk kembali ke muntah dan kubangannya, tetapi jika tidak ada kubangan, maka saya yakin bahwa babi apapun tidak akan mungkin kembali ke kubangannya. Jadi, intinya menurut saya adalah bagaimana kita dapat membuang kubangan-kubangan yang menggoda kita untuk kembali ke kehidupan lama kita. Kubangan ini dapat berarti banyak hal dalam kehidupan kita yang telah lalu yang menggoda kita untuk kembali jatuh ke kehidupan lama kita. Jadi kuncinya adalah satu, yaitu menghilangkan kubangan-kubangan yang mengganggu dalam kehidupan kita.

Kita mungkin merasa bahwa kita adalah orang-orang yang masuk dalam kelompok “anjing” dan “babi” itu. Tetapi saya yakin bahwa anjing dan babi dapat berubah menjadi jinak dan tidak kembali ke kubangan jika dan hanya jika lingkungannya mendukung. Babi yang dipelihara orang di perkotaan pastilah tidak akan kembali ke kubangannya karena tidak ada kubangan babi di kota. Sementara itu, babi yang hidup di desa, walaupun pemiliknya telah menjadikan babi tersebut menjadi hewan peliharaan di rumah, tetapi begitu si babi menemukan kubangan di desa tersebut, babi itu pasti langsung kembali ke kubangannya. Pilihan ada di kita, apakah kita mau menjadi “anjing” dan “babi”, ataukah kita mau menjadi orang-orang kesayangan Tuhan? Kuncinya adalah: jangan melihat ke belakang (Flp 3:13) dan jangan membuka celah/kesempatan kepada Iblis (Ef 4:27).


Bacaan Alkitab: 2 Petrus 2:20-22
2:20 Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.
2:21 Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.
2:22 Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.