Jumat, 6 Januari 2012
Bacaan
Alkitab: Pengkhotbah 3:1-11
“Ia
membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan
dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang
dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” (Pkh 3:11)
Mengerti Kehendak Tuhan dalam Waktu-waktu yang
Sulit
Awalnya saya berpikir bahwa Tuhan pasti memiliki rencana yang indah dalam
kehidupan orang percaya. Saya berpikir bahwa kalau kita ikut Tuhan pasti hidup
kita lancar-lancar saja. Tidak ada masalah, tidak ada persoalan, hidup penuh
berkat Tuhan, hidup bahagia, dan seterusnya. Tetapi setelah saya semakin
mengerti kebenaran Firman Tuhan, ternyata ketika kita sungguh-sungguh hidup
mengiring Tuhan, tidak menjamin masalah akan menghilang dari kehidupan kita,
justru saya merasa bahwa semakin kita sungguh-sungguh mengikut Tuhan, semakin
banyak masalah yang datang dalam kehidupan kita.
Bacaan Alkitab kita pada hari ini berbicara bahwa untuk segala sesuatu ada
masa dan waktunya (ay. 1). Waktu di sini berbicara tentang waktu Tuhan, dimana
Tuhan telah menentukan waktu dan masa untuk setiap hal yang terjadi dalam
kehidupan kita, mulai dari kelahiran kita hingga nanti ketika kita meninggal
dunia (ay. 2a). Ketika saya membaca ayat 2 sampai 8 dari bacaan Alkitab kita
hari ini, ternyata saya menemukan bahwa memang ada masa-masa atau waktu-waktu
dimana kita akan mengalami hal-hal yang sukar. Pengkhotbah tidak hanya
berbicara tentang waktu-waktu yang indah seperti waktu untuk menyembuhkan dan
membangun (ay. 3), waktu untuk tertawa dan menari (ay. 4), waktu untuk memeluk
(ay. 5), waktu untuk menyimpan (ay. 6), serta waktu untuk mengasihi dan damai
(ay. 8). Pengkhotbah juga menyatakan bahwa dalam kehidupan manusia, Tuhan pun
mengizinkan waktu-waktu yang sulit seperti waktu untuk membunuhdan merombak
(ay. 3), waktu untuk menangis dan meratap (ay. 4), waktu untuk menahan diri
dari memeluk (ay. 5), waktu untuk membiarkan rugi dan membuang (ay. 6), waktu
untuk merobek dan berdiam diri (ay. 7), serta waktu untuk membenci dan perang
(ay. 8).
Apakah di sini Pengkhotbah mengajarkan bahwa kita sebagai manusia juga
harus membunuh, membenci serta berperang? Menurut saya sebenarnya tidak mutlak seperti
itu, tetapi Pengkhotbah ingin menekankan bahwa dalam kehidupan manusia, akan
ada waktu-waktu yang sulit yang Tuhan izinkan terjadi dalam kehidupan kita.
Kehidupan kita tidak selalu diisi dengan hari-hari yang menggembirakan, tetapi
juga diisi oleh hari-hari yang menyedihkan. Jika kita lihat kehidupan Tuhan Yesus
sendiri pun tidak selalu diisi oleh hari-hari yang bahagia, ada kalanya Tuhan
Yesus pernah menangis (Yoh 11:35), pernah marah (Mrk 11:15), pernah dikhianati
(Yoh 18:5), pernah disangkal (Luk 22:61), dan juga pernah menderita hingga mati
di atas kayu salib (Flp 2:8).
Jadi, ketika Tuhan Yesus saja harus mengalami waktu-waktu yang sulit dalam
kehidupanNya, kita sebagai anak-anaknya juga tidak mungkin mengalami hidup yang
lebih enak dan tanpa masalah. Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa “Seorang hamba
tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku,
mereka juga akan menganiaya kamu” (Yoh 15:20a). Oleh karena itu penting bagi
kita untuk mengerti bahwa terkadang (dan bahkan seringkali) Tuhan memberikan
masalah kepada kita agar kita mengerti bahwa kita tidak mampu berjalan sendiri
dan kita membutuhkan Tuhan senantiasa dalam kehidupan kita.
Jika saat ini kita sedang mengalami masa-masa sulit, ingatlah perkataan
pengkhotbah yang mengatakan bahwa “Ia membuat segala sesuatu indah pada
waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia
tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir”
(ay. 11). Ya, Tuhan pasti akan membuat akhir yang indah dalam segala sesuatu
yang kita alami. Sayangnya, seringkali saat menghadapi waktu-waktu yang sulit
kita tidak dapat menyelami pekerjaan-pekerjaan Allah. Kita seringkali tidak
dapat mengerti apa maksud dan rencana Tuhan dalam masalah-masalah yang kita
hadapi. Untuk itulah kita memerlukan sikap yang rendah hati, yang mau dibentuk
oleh Tuhan melalui persoalan-persoalan dalam kehidupan kita. Biarlah kita bisa
bersikap seperti bejana yang sedang dibentuk oleh tukang periuk, yang
mengijinkanNya untuk membentuk kita sesuai dengan kehendakNya, sehingga
kehidupan kita nantinya pun akan menjadi bejana yang indah dan berharga di
hadapan Tuhan.
Bacaan
Alkitab: Pengkhotbah 3:1-11
3:1 Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada
waktunya.
3:2 Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk
menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;
3:3 ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk
merombak, ada waktu untuk membangun;
3:4 ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk
meratap; ada waktu untuk menari;
3:5 ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada
waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk;
3:6 ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu
untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;
3:7 ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk
berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;
3:8 ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk
perang, ada waktu untuk damai.
3:9 Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah?
3:10 Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak
manusia untuk melelahkan dirinya.
3:11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan
kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan
yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.