Jumat, 27
Januari 2012
Bacaan
Alkitab: Habakuk 3:17-19
“Namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN,
beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.” (Hab 3:18)
Tetap Bersukacita dalam Kondisi Apapun
Pernahkah kita mengalami sesuatu masalah atau pergumulan yang sangat berat,
hingga rasa-rasanya kita sudah tidak mampu lagi untuk menjalani hidup ini?
Bagaimana perasaan kita saat itu? Lalu apakah yang kita lakukan? Ketika kita
membawa pergumulan atau masalah tersebut kepada Tuhan, apakah kita masih dapat
mengucap syukur kepada Tuhan?
Seringkali masalah atau pergumulan hidup membuat kita tidak dapat lagi
mengucap syukur kepada Tuhan. Hal tersebut juga dapat terjadi bukan hanya
kepada kita, tetapi juga dapat dialami oleh para hamba-hamba Tuhan yang cukup
terkenal. Tidak ada orang yang tidak memiliki masalah atau pergumulan. Semua
orang pasti pernah mengalami permasalahan yang sulit dan menekan hidupnya.
Tetapi justru ketika menghadapi masalah itulah terlihat bagaimana iman dari
orang yang mengalami masalah tersebut. Orang yang memiliki iman pasti masih
dapat mengucap syukur kepada Tuhan, sementara orang yang kurang beriman
pastilah juga kurang dapat mengucap syukur kepada Tuhan. Orang yang tidak punya
iman justru akan menyalahkan dan mengutuk Tuhan atas masalah yang ia hadapi.
Bacaan Alkitab kita pada hari ini menulis tentang kondisi ekstrim yang
mungkin dialami oleh semua orang. Pada saat kitab Habakuk ini ditulis,
kebanyakan masyarakat yang tinggal di Kanaan hidup dari kegiatan agraris, yaitu
bercocok tanam dan berternak. Jadi, bayangkan ayat 17 sebagai suatu kondisi
dimana seluruh tanaman yang sedang ditanam tiba-tiba habis begitu saja. Pohon
ara, pohon anggur, pohon zaitun tidak berbuah, serta hasil ladang pada saat itu
tidak menghasilkan apapun, entah karena hama, banjir, atau justru karena
kekeringan. Jika semua tanaman saja tidak menghasilkan, tentu saja tidak ada
bahan makanan bagi ternak-ternak. Kambing dan domba yang membutuhkan banyak
rumput terhalau dari kandang, apalagi lembu dan sapi yang membutuhkan lebih
banyak rumput daripada kambing dan domba. Jika diibaratkan dengan peribahasa,
hal tersebut sama saja dengan sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Bagaimana jika kita berada di dalam kondisi seperti itu? Nabi Habakuk
sendiri berkata bahwa ia akan tetap bersorak-sorak dan bersukacita di dalam
Tuhan (ay. 18). Bagaimana mungkin seseorang yang berada dalam kondisi seperti
itu masih dapat bersukacita? Saya sendiri juga masih meragukan apakah saya
dapat tetap bersukacita seperti itu ketika menghadapi sejumlah masalah dalam kehidupan
saya.
Salah satu kunci untuk tetap bersukacita ketika masalah datang adalah
mencari hal yang dapat kita jadikan alasan untuk bersyukur. Mungkin saja semua
kekayaan kita habis, tetapi kita tetap masih dapat bersyukur karena Tuhan masih
memberikan kesehatan. Mungkin juga kita akhirnya mengalami sakit penyakit yang
parah, tetapi kita tetap masih dapat bersyukur karena Tuhan masih memberikan
kesempatan bagi kita untuk tetap hidup. Contohlah Ayub yang dalam ujian
kehidupan yang dialami, masih tetap dapat berkata “Tuhan yang memberi, Tuhan yang
mengambil, terpujilah nama Tuhan” (Ayb 1:21). Alkitab dua kali mengatakan bahwa
dalam ujian yang dihadapi, ketika Ayub kehilangan seluruh kekayaannya,
anak-anaknya, bahkan ketika ia menderita penyakit, Ayub tidak berdosa dengan
bibirnya (Ayb 1:22 & 2:10).
Kita harus percaya bahwa Allah itu adalah Allah yang selalu memberikan
kekuatan kepada kita bahkan ketika kita menghadapi hal-hal yang sulit sekalipun
(ay. 19). Ketika kita mengalami masalah yang begitu berat, di situ kita harus
sadar bahwa kita tidak mungkin mengatasi masalah sendirian dengan kekuatan
kita. Kita membutuhkan Tuhan untuk menyelesaikan masalah kita. Seringkali kita
melihat masalah begitu besar hingga kita tidak melihat Tuhan yang jauh lebih
besar dari masalah kita, bahkan lebih besar dari apapun yang dapat kita
bayangkan (Ef 3:20). Jadi, masihkah kita meragukan Tuhan ketika kita menghadapi
masalah? Bukankah masalah itu seharusnya tidak dapat merampas sukacita yang
telah diberikan Tuhan kepada kita?
Bacaan
Alkitab: Habakuk 3:17-19
3:17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil
pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan
makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam
kandang,
3:18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah
yang menyelamatkan aku.
3:19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia
membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan
permainan kecapi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.