Jumat, 13
Januari 2012
Bacaan
Alkitab: Markus 10:46-52
“Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun
semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"” (Mrk 10:47)
Fokus kepada Suara Tuhan, Bukan kepada Suara Orang
Lain
Hari ini saya
sedang dihadapkan pada sebuah dilema. Beberapa waktu yang lalu, ayah dari salah
satu pimpinan saya meninggal dunia, dan karena mereka masih keturunan keluarga
pendeta Hindu di Bali, akan diadakan upacara ngaben (pembakaran jenazah) pada
hari Sabtu besok. Awalnya saya memang tidak ada rencana ke sana karena biasanya
setiap hari Jumat saya pulang ke kota tempat isteri saya berada. Biasanya saya
pun diminta untuk melayani di gereja tempat isteri saya beribadah di kota itu
(Biasanya saya melayani sebagai pemusik, namun lebih sering sebagai cadangan
saat pemain musik yang sesungguhnya sedang berhalangan). Namun kemarin saya pun
baru menyadari bahwa hampir semua teman-teman saya di seksi saya (bahkan di dua
seksi yang bersebelahan dengan seksi saya) memutuskan untuk pergi ke Bali. Memang
pimpinan saya ini adalah orang yang sangat baik bagi saya, sehingga saya pun
berada dalam dilema, apakah saya harus pergi ke Bali atau tidak, lalu bagaimana
dengan tanggapan atau reaksi dari orang-orang di ruangan saya, dan terlebih
bagaimana reaksi dari pimpinan saya tersebut jika saya adalah satu-satunya
orang yang tidak hadir di antara tiga seksi tersebut.
Lama saya
merenung dan bertanya kepada Tuhan. Sempat juga saya tergoda untuk pergi ke
Bali, bahkan isteri saya pun sudah mengijinkan saya untuk pergi ke Bali. Saya
sempat berpikir, “Ah tidak apa-apa
mungkin jika minggu ini saya ke Bali, toh saya juga belum tentu diminta untuk
melayani pada minggu ini”. Tetapi ketika saya mencoba berpikir kembali,
seakana-akan Tuhan mengingatkan saya untuk tetap pulang ke kota tempat isteri
saya berada. Saya merasa seperti ditegor Tuhan, dan saya merasa walau saya masih
belum diminta untuk melayani Tuhan di gereja di kota isteri saya berada, tetapi
sebagai “pemain cadangan”, saya harus selalu siap sedia. Saya harus lebih
mengutamakan pekerjaan Tuhan dan mengutamakan Tuhan itu sendiri di atas apapun.
Saya harus lebih memilih untuk menyenangkan hati Tuhan daripada menyenangkan
hati teman-teman sekerja saya dan juga menyenangkan hati pimpinan saya. Saat
saya merenung, Tuhan mengingatkan saya tentang perikop yang kita baca hari ini.
Dalam ayat 46,
dikatakan bahwa Yesus dan murid-muridNya tiba di kota Yerikho, bersama mereka
juga ada orang banyak yang mengikutinya. Saat itu ada pengemis buta yang bernama
Bartimeus sedang duduk di pinggir jalan. Logikanya, ia tentu senang mendengar
ada kerumunan orang datang karena tentunya akan ada lebih banyak orang yang
memberi sedekah kepadanya. Namun, ketika ia mendengar bahwa yang datang adalah
Yesus, maka ia pun mulai berseru dan meminta kepada Yesus. Apa yang Bartimeus
minta? Ia tidak meminta uang kepada Yesus, tetapi ia meminta kasih Tuhan Y esus
untuk menyembuhkannya. Alkitab mengatakan bahwa ia berseru-seru dari pinggir
jalan, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” (ay. 47). Alkitab kita menggunakan
tanda seru untuk menggambarkan bagaimana Bartimeus berseru-seru kepada Tuhan
Yesus.
Apa yang terjadi
selanjutnya, orang banyak menganggap seruan Bartimeus tersebut sebagai
gangguan. Dikatakan bahwa banyak orang menegornya agar ia diam, tetapi justru
Bartimeus pun semakin keras berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” (ay.
48). Mengapa ia bisa terus berseru kepada Yesus walaupun banyak orang yang
menegornya dan menyuruhnya diam? Menurut saya salah satu kuncinya adalah dengan
fokus kepada suara Tuhan Yesus dan bukan suara orang lain. Bartimeus adalah
orang buta, sehingga ia tidak dapat melihat Tuhan Yesus, sehingga satu-satunya
hal yang ia dapat lakukan adalah berteriak dan berseru hingga Tuhan
meresponnya. Jika Bartimeus lebih mendengarkan suara orang lain, barangkali ia
tidak akan disembuhkan oleh Tuhan Yesus. Tetapi karena Bartimeus mengabaikan
suara-suara yang mengganggunya, ia pun beroleh kesempatan dari Tuhan. Tuhan
Yesus akhirnya memanggil Bartimeus (ay. 49).
Ketika Bartimeus
hendak pergi kepada Tuhan Yesus, dikatakan bahwa Bartimeus menanggalkan
jubahnya (ay. 50). Menanggalkan jubah di sini dapat berarti Bartimeus menghadap
Tuhan Yesus dengan penuh kerendahan hati. Tuhan ingin agar ketika kita datang
kepada Tuhan, kita datang dengan penuh kerendahan hati. Ketika Tuhan Yesus
bertanya apa yang Bartimeus inginkan, Bartimeus hanya menginginkan agar ia
dapat melihat (ay. 51). Apa yang terjadi selanjutnya, Alkitab mengatakan bahwa
pada saat itu juga Bartimeus dapat melihat, dan selanjutnya ia mengikuti Yesus
dalam perjalananNya (ay. 52).
Apa yang dapat
kita pelajari dari Bartimeus adalah bahwa ia fokus terhadap suara Tuhan. Ia tidak
menghiraukan perkataan-perkataan orang lain yang mencoba untuk menjatuhkan
imannya. Iman Bartimeus tetap teguh walaupun di tengah banyak omongan-omongan
yang menyakitkan. Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa iman Bartimeuslah yang
telah menyembuhkan dan menyelamatkan dirinya (ay. 51a). Bagaimana dengan kita?
Saya sendiri pun masih dalam proses belajar untuk dapat mengabaikan suara-suara
orang lain dan berfokus kepada Tuhan. Saya sendiri pun masih dalam proses
belajar untuk dapat melakukan hal-hal yang menyenangkan hati Tuhan. Saya
sendiri pun masih jauh dari sempurna, tetapi saya rindu kita sama-sama belajar
untuk bersikap seperti Bartimeus yang lebih mengutamakan suara Tuhan daripada
suara manusia, yang memiliki iman yang teguh, dan akhirnya mengiring Tuhan Yesus senantiasa.
Bacaan
Alkitab: Markus 10:46-52
10:46 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus
keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang
berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak
Timeus, duduk di pinggir jalan.
10:47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia
berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia
berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!"
10:49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka
memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu,
berdirilah, Ia memanggil engkau."
10:50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi
mendapatkan Yesus.
10:51 Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat
bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat
melihat!"
10:52 Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan
engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam
perjalanan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.