Senin, 23 Januari 2012

Menguji Integritas


Selasa, 24 Januari 2012
Bacaan Alkitab: Matius 23:1-4
Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka [Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi] ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.” (Mat 23:3)


Menguji Integritas


Suatu hari ketika bensin di motor saya akan habis, saya pun mengisi bensin di sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang mengklaim bahwa takaran di sana adalah takaran yang pas. Lokasi SPBU tersebut terletak di tempat yang strategis di daerah tempat saya tinggal. Memang beberapa tahun yang lalu saya pernah mengisi bensin di situ namun hasilnya mengecewakan karena saya merasa bahwa takarannya kurang pas, oleh karena itu saya tidak pernah mengisi bensin di SPBU itu lagi selama beberapa tahun. Tetapi ketika saat itu bensin motor saya memang sangat kritis dan saya melihat bahwa SPBU tersebut sudah berani memasang logo yang menyatakan bahwa takarannya pasti pas, tentunya saya berharap bahwa SPBU tersebut memang sudah benar-benar pas.

Apa yang tejadi, ternyata saat itu cukup banyak sepeda motor yang mengisi bensin di sana. Saat itu saya berpikir tentu SPBU ini sudah menjadi lebih baik lagi sampai-sampai cukup banyak motor yang mengisi bensin di sana. Tetapi ternyata saya tertipu. Setelah saya perhatikan lagi, banyak motor yang mengisi di sana meminta kuitansi tertentu dari petugas SPBU tersebut. Setelah saya perhatikan, mereka umumnya mengisi bensin sebesar Rp10.000,00 namun mengambil kuitansi yang bertuliskan Rp15.000,00. Saya berpikir, wah ini  tentunya tidak benar. Ternyata walaupun SPBU tersebut mengklaim bahwa takarannya sudah pasti pas, namun dalam kenyataannya tidak seperti itu. Ternyata integritas memang sudah sulit ditemukan sekarang ini terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.

Bicara tentang integritas, ada banyak yang membuat definisi tentang integritas itu sendiri. Tetapi menurut saya, secara sederhana integritas berarti melakukan apa yang kita katakan dan mengatakan apa yang kita lakukan. Dengan kata lain, ada kesatuan (integrity) antara perkataan dan perbuatan kita. Contoh paling sederhana dalam kasus SPBU di atas, seharusnya jika SPBU tersebut mengklaim bahwa takarannya sudah pasti pas, SPBU itu tidak mungkin membuat kuitansi dengan jumlah yang tidak seharusnya. Saya berpendapat, bahwa jika SPBU tersebut berani memberi kuitansi Rp15.000,00 kepada pembeli yang mengisi Rp10.000,00, tentunya saya tidak dapat menjamin bahwa ketika saya mengisi Rp10.000,00, saya akan mendapatkan bensin senilai Rp10.000,00. Bagaimana saya bisa percaya lagi dengan SPBU tersebut ketika saya sudah meragukan integritas dari SPBU tersebut?

Sama seperti Tuhan Yesus yang mengkritik sikap dari ahli-ahli Taurat dan orang Farisi di zamanNya. Mereka ini adalah orang-orang yang berprofesi sebagai imam dan pelayan-pelayan Tuhan (ay. 2). Seharusnya mereka pun menjadi teladan bagi umat atau bangsa Israel dalam segala hal, terutama dalam hal-hal rohani seperti ibadah dan ajaran-ajaran mereka. Tetapi kenyataannya, Tuhan Yesus berkata kepada murid-muridNya dan kepada orang banyak untuk melakukan apa yang ahli-ahli Taurat dan orang Farisi ajarkan kepada mereka, tapi jangan menuruti perbuatan-perbuatan ahli Taurat dan orang Farisi tersebut (ay. 3). Dengan kata lain, tidak ada integritas antara perkataan dan perbuatan dari ahli Taurat dan orang Farisi tersebut.

Apa yang Yesus kritik dari sikap ahli Taurat dan orang Farisi tersebut adalah bahwa mereka meletakkan beban berat kepada bangsa Israel, tetapi mereka sendiri tidak mau menanggung beban tersebut (ay. 4). Mereka membuat begitu banyak peraturan-peraturan yang njelimet, namun sebenarnya peraturan-peraturan tersebut tidak ada hubungannya dengan ajaran Musa atau ajaran Yahudi. Mereka membuat peraturan-peraturan baru demi keuntungan mereka sendiri. Mereka memberatkan kehidupan umat dan bangsa Israel demi kesenangan diri mereka sendiri.

Saya akui memang susah mencari orang-orang yang berintegritas belakangan ini. Saya sendiripun masih dalam tahap belajar dan terus belajar untuk menjadi orang yang memiliki integritas dalam kehidupan saya. Saya merasa bahwa sebagai penulis renungan, hidup saya pun harus sesuai dengan apa yang saya tulis. Jangan sampai saya menulis sesuatu yang tidak bisa saya lakukan. Tuhan nanti akan menghakimi saya berdasarkan apa yang saya tulis dan apa yang saya lakukan. Tetapi terlepas dari semuanya itu, Tuhan kita menghendaki anak-anakNya memiliki integritas dalam kehidupannya. Tuhan ingin agar kita tidak hanya menjadi pendengar Firman ataupun pemberita Firman, tetapi Tuhan ingin agar kita semua menajdi pelaku-pelaku Firman Tuhan (Yak 1:22). Jadi, marilah hari ini kita mengambil komitmen untuk memiliki hidup yang berintegritas dalam Firman Tuhan, sehingga hidup kita tersebut menjadi kesaksian yang hidup bagi siapa saja yang melihatnya.


Bacaan Alkitab: Matius 23:1-4
23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya:
23:2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
23:4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.