Selasa, 24
Januari 2012
Bacaan
Alkitab: Matius 23:1-4
“Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu
yang mereka [Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi] ajarkan kepadamu, tetapi
janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya
tetapi tidak melakukannya.” (Mat 23:3)
Menguji Integritas
Suatu hari ketika bensin di motor saya akan habis, saya pun mengisi bensin
di sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang mengklaim bahwa
takaran di sana adalah takaran yang pas. Lokasi SPBU tersebut terletak di
tempat yang strategis di daerah tempat saya tinggal. Memang beberapa tahun yang
lalu saya pernah mengisi bensin di situ namun hasilnya mengecewakan karena saya
merasa bahwa takarannya kurang pas, oleh karena itu saya tidak pernah mengisi
bensin di SPBU itu lagi selama beberapa tahun. Tetapi ketika saat itu bensin
motor saya memang sangat kritis dan saya melihat bahwa SPBU tersebut sudah
berani memasang logo yang menyatakan bahwa takarannya pasti pas, tentunya saya
berharap bahwa SPBU tersebut memang sudah benar-benar pas.
Apa yang tejadi, ternyata saat itu cukup banyak sepeda motor yang mengisi
bensin di sana. Saat itu saya berpikir tentu SPBU ini sudah menjadi lebih baik
lagi sampai-sampai cukup banyak motor yang mengisi bensin di sana. Tetapi
ternyata saya tertipu. Setelah saya perhatikan lagi, banyak motor yang mengisi
di sana meminta kuitansi tertentu dari petugas SPBU tersebut. Setelah saya
perhatikan, mereka umumnya mengisi bensin sebesar Rp10.000,00 namun mengambil
kuitansi yang bertuliskan Rp15.000,00. Saya berpikir, wah ini tentunya tidak benar. Ternyata walaupun SPBU
tersebut mengklaim bahwa takarannya sudah pasti pas, namun dalam kenyataannya
tidak seperti itu. Ternyata integritas memang sudah sulit ditemukan sekarang
ini terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
Bicara tentang integritas, ada banyak yang membuat definisi tentang
integritas itu sendiri. Tetapi menurut saya, secara sederhana integritas
berarti melakukan apa yang kita katakan dan mengatakan apa yang kita lakukan.
Dengan kata lain, ada kesatuan (integrity) antara perkataan dan perbuatan kita.
Contoh paling sederhana dalam kasus SPBU di atas, seharusnya jika SPBU tersebut
mengklaim bahwa takarannya sudah pasti pas, SPBU itu tidak mungkin membuat
kuitansi dengan jumlah yang tidak seharusnya. Saya berpendapat, bahwa jika SPBU
tersebut berani memberi kuitansi Rp15.000,00 kepada pembeli yang mengisi
Rp10.000,00, tentunya saya tidak dapat menjamin bahwa ketika saya mengisi
Rp10.000,00, saya akan mendapatkan bensin senilai Rp10.000,00. Bagaimana saya
bisa percaya lagi dengan SPBU tersebut ketika saya sudah meragukan integritas
dari SPBU tersebut?
Sama seperti Tuhan Yesus yang mengkritik sikap dari ahli-ahli Taurat dan
orang Farisi di zamanNya. Mereka ini adalah orang-orang yang berprofesi sebagai
imam dan pelayan-pelayan Tuhan (ay. 2). Seharusnya mereka pun menjadi teladan
bagi umat atau bangsa Israel dalam segala hal, terutama dalam hal-hal rohani
seperti ibadah dan ajaran-ajaran mereka. Tetapi kenyataannya, Tuhan Yesus
berkata kepada murid-muridNya dan kepada orang banyak untuk melakukan apa yang
ahli-ahli Taurat dan orang Farisi ajarkan kepada mereka, tapi jangan menuruti
perbuatan-perbuatan ahli Taurat dan orang Farisi tersebut (ay. 3). Dengan kata
lain, tidak ada integritas antara perkataan dan perbuatan dari ahli Taurat dan
orang Farisi tersebut.
Apa yang Yesus kritik dari sikap ahli Taurat dan orang Farisi tersebut
adalah bahwa mereka meletakkan beban berat kepada bangsa Israel, tetapi mereka
sendiri tidak mau menanggung beban tersebut (ay. 4). Mereka membuat begitu
banyak peraturan-peraturan yang njelimet,
namun sebenarnya peraturan-peraturan tersebut tidak ada hubungannya dengan
ajaran Musa atau ajaran Yahudi. Mereka membuat peraturan-peraturan baru demi
keuntungan mereka sendiri. Mereka memberatkan kehidupan umat dan bangsa Israel
demi kesenangan diri mereka sendiri.
Saya akui memang susah mencari orang-orang yang berintegritas belakangan
ini. Saya sendiripun masih dalam tahap belajar dan terus belajar untuk menjadi
orang yang memiliki integritas dalam kehidupan saya. Saya merasa bahwa sebagai
penulis renungan, hidup saya pun harus sesuai dengan apa yang saya tulis.
Jangan sampai saya menulis sesuatu yang tidak bisa saya lakukan. Tuhan nanti
akan menghakimi saya berdasarkan apa yang saya tulis dan apa yang saya lakukan.
Tetapi terlepas dari semuanya itu, Tuhan kita menghendaki anak-anakNya memiliki
integritas dalam kehidupannya. Tuhan ingin agar kita tidak hanya menjadi
pendengar Firman ataupun pemberita Firman, tetapi Tuhan ingin agar kita semua
menajdi pelaku-pelaku Firman Tuhan (Yak 1:22). Jadi, marilah hari ini kita
mengambil komitmen untuk memiliki hidup yang berintegritas dalam Firman Tuhan,
sehingga hidup kita tersebut menjadi kesaksian yang hidup bagi siapa saja yang
melihatnya.
Bacaan
Alkitab: Matius 23:1-4
23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya,
kata-Nya:
23:2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi
Musa.
23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan
kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena
mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
23:4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu
orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.