Jumat, 20
Januari 2012
Bacaan
Alkitab: Mazmur 39:5-6
“Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa
batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!”
(Mzm 39:5)
Batas Umur
Pernahkah kita menempuh perjalanan jauh antar kota atau mungkin antar
propinsi dengan mengendari kendaraan pribadi, entah mobil atau sepeda motor?
Apa yang kita harapkan di sepanjang perjalanan? Mungkin kita mengharapkan akan
melihat pemandangan yang indah di sepanjang jalan. Mungkin juga kita berharap
akan menemukan tempat makan yang enak di sepanjang jalan sehingga kita bisa
menikmati wisata kuliner sepanjang perjalanan. Tetapi menurut saya apa yang
paling orang harapkan ketika menempuh perjalanan itu adalah agar perjalanan
kita akan lancar sehingga kita cepat sampai di tempat tujuan. Misalkan saja ada
orang yang menempuh perjalanan darat dari Jakarta ke Surabaya, pasti akan
semakin senang ketika ia telah sampai di daerah Cirebon, kemudian memasuki daerah
Semarang, dan seterusnya hingga tiba di tujuannya di kota Surabaya.
Demikian juga dalam perjalanan hidup kita. Jika kita memiliki tujuan hidup
yang jelas, pasti kita akan sangat ingin mengetahui kapan perjalanan hidup kita
akan berakhir. Sedangkan untuk orang-orang yang belum memiliki tujuan hidup
yang jelas, mereka akan ketakutan menjelang perjalanan hidup mereka berakhir. Oleh
karena itu kita dapat melihat bahwa dalam prinsip orang-orang yang tidak
mengenal Tuhan, mereka akan melakukan apapun agar mereka dapat selalu sehat,
dapat terlihat awet muda dan sebagainya.
Daud dalam Mazmur yang ditulisnya berkata kepada Tuhan untuk memberitahukan
kepada dirinya tentang kapan ajalnya akan tiba (ay. 5a). Daud meminta Tuhan
menunjukkan batas umurnya kepada dirinya. Apa tujuannya? Bukan karena Daud
ingin hidup bersenang-senang dan berfoya-foya selagi ajalnya masih jauh lalu
kemudian bertobat ketika sudah dekat dengan batas umurnya, tetapi karena Daud
ingin selalu menyadari bahwa hidup manusia ini adalah fana, dan oleh karena itu
dalam kehidupan kita perlu melakukan sesuatu yang berkenan di hadapan Allah
(ay. 5b). Yakobus pun berkata bahwa hidup manusia itu hanyalah seperti uap yang
hanya sebentar kelihatan dan sesudah itu lenyap (Yak 4:14).
Hidup manusia pada umumnya hanyalah sekitar 70 sampai dengan 80 tahun saja
(Mzm 90:10), tentunya masa 70 atau 80 tahun itu adalah waktu yang sangat singkat
jika dibandingkan dengan kekekalan yang akan kita alami setelah kita meninggal
dunia. Oleh karena itu sangat disayangkan jika masih ada orang yang hanya
berpikir bahwa hidup itu hanya ada di dunia saja. Mereka mempersiapkan diri
untuk dapat menikmati hidup yang sementara ini tetapi lupa untuk mempersiapkan
diri untuk hidup kekal nantinya. Mereka berfoya-foya, berbuat dosa ini dan itu,
dan tidak sadar bahwa hal tersebut tidak akan ada gunanya dalam hidup kekal.
Semua itu membuat hidup mereka menjadi sia-sia (ay. 6b).
Sadarkah kita bahwa hidup kita hanya sebentar? Bahkan mungkin hanya
beberapa telempap (ukuran dengan menggunakan telapak tangan) saja usia kita di
hadapan Tuhan (ay. 6a). Sudahkah kita mempersiapkan diri kita untuk hidup dalam
kekekalan? Maukah kita membayar harga dan mempersiapkan diri kita, bukan hanya
untuk kehidupan di dunia ini, tetapi juga untuk kehidupan kekal setelahnya? Sudah
bukan saatnya untuk kita masih main-main dalam mengiring Tuhan, tetapi inilah
saatnya untuk kita serius dan berani membayar harga untuk mengiring Tuhan dan
mengumpulkan harta di surga (Mat 6:20).
Bacaan
Alkitab: Mazmur 39:5-6
39:5 "Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku,
supaya aku mengetahui betapa fananya aku!
39:6 Sungguh, hanya beberapa telempap saja Kautentukan umurku; bagi-Mu
hidupku seperti sesuatu yang hampa. Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan! S
e l a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.