Selasa, 10
Januari 2012
Bacaan
Alkitab: Amsal 2:9-20
“Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan
pengetahuan akan menyenangkan jiwamu;” (Ams 2:10)
Pentingnya Hikmat dari Tuhan
Siapa di antara kita yang tidak ingin menjadi orang pintar? Tentu semua
dari kita ingin menjadi pintar. Siapa pula di antara kita yang tidak ingin
menjadi orang berhikmat? Tentu tidak ada, karena semua orang juga ingin
memiliki hikmat. Walaupun mirip, menurut saya kepintaran dan hikmat cukup jauh
berbeda. Seseorang bisa saja pintar di kelas, tetapi tidak memiliki hikmat.
Pengertian hikmat jauh lebih luas dari sekedar kepintaran, kecerdasan, maupun
kecerdikan. Alkitab mengatakan bahwa seseorang yang berhikmat akan mengerti
tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik (ay.
9). Selain itu dikatakan juga bahwa orang yang memiliki hikmat di dalam hatinya
akan memiliki pengetahuan, kebijaksanaan, dan kepandaian, untuk menyenangkan,
memelihara, dan menjaga kita dalam kehidupan kita (ay. 10-11).
Tentu saja, hikmat yang paling baik adalah hikmat yang berasal dari Tuhan
(Ams 2:6), bukan hanya sekedar hikmat yang berasal dari manusia. Dan bagaimana
cara kita mendapatkan hikmat dari Tuhan adalah dengan cara takut akan Tuhan
(Ams 9:10). Dengan takut akan Tuhan, maka itu akan membentuk sikap hati kita
untuk belajar menghormati Tuhan dan menjalin hubungan yang intim dengan Tuhan.
Dengan memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, otomatis kita akan semakin
dibentuk serupa dengan Tuhan. Jika kita sudah semakin serupa dengan Tuhan,
tentunya pola pikir dan pandangan kita pun akan menjadi sama dengan Tuhan, dan
secara otomatis hikmat Tuhan pun akan turun atas kita. Alkitab mengatakan bahwa
ada dua kegunaan hikmat yang berguna bagi orang-orang yang takut akan Tuhan,
yaitu:
Pertama, hikmat akan melepaskan kita dari jalan yang jahat dan menyimpang
(ay, 12-15). Sudah bukan rahasia lagi bahwa di dunia ini, sangat sedikit
orang-orang yang benar-benar tulus hati. Jauh lebih banyak orang-orang yang
terlihat baik namun ternyata memiliki maksud terselubung. Mereka mengucapkan
tipu muslihat (ay. 12), menempuh jalan yang gelap (ay. 13), melakukan kejahatan
(ay. 14), dan memiliki perilaku yang sesat (ay. 15). Mereka ini bagaikan ular
berbisa yang siap memagut orang-orang yang tidak hati-hati dalam bertindak.
Kita memerlukan hikmat dari Tuhan untuk dapat mengetahui jalan-jalan yang jahat
tersebut.
Kedua, hikmat akan melepaskan kita dari tangan perempuan jalang yang
menyesatkan (ay. 16-19). Banyak orang-orang (terutama pria) yang jatuh karena
wanita. Mereka menyangka bahwa wanita yang mereka kenal adalah wanita yang
baik-baik, tetapi ternyata wanita tersebut memiliki maksud lain terhadap
orang-orang tersebut. Mereka memiliki lidah yang suka menipu (ay. 16), mereka
adalah wanita-wanita yang tidak setia (ay. 17), mereka adalah wanita-wanita
yang menyesatkan (ay. 18), dan mereka menjauhkan orang-orang dari jalan
kehidupan (ay. 19). Memang saya yakin tidak semua wanita seperti itu, pasti ada
juga wanita-wanita yang baik-baik, terlebih dalam komunitas orang percaya.
Tetapi percaya atau tidak, banyak sekali pria-pria Kristen yang jatuh dan
terjebak dalam tipu daya rayuan wanita-wanita “asing”, yang memiliki motivasi
untuk menjauhkan para pria dari jalan kebenaran dan kehidupan kepada jalan
kegelapan dan kesesatan.
Dengan melihat bagaimana kondisi dunia ini pada akhir-akhir ini, sungguh
kita membutuhkan hikmat dari Tuhan dalam menjalani kehidupan kita. Ketika saya
mengaudit salah satu kasus besar di negara ini, saya melihat bagaimana ada
orang yang menipu hingga triliunan rupiah dari para nasabah. Lucunya lagi, para
nasabah yang tertipu itu bukanlah orang-orang yang berpendidikan rendah. Mereka
adalah orang-orang kaya, pada umumnya wiraswasta, yang berpendidikan cukup
tinggi, memiliki pengalaman bisnis yang cukup, namun ternyata mereka pun dapat
tertipu hingga miliaran bahkan puluhan miliar rupiah karena teriming-imingi
tingkat imbal hasil yang tinggi.
Itulah mengapa kita harus membutuhkan hikmat dari Tuhan dalam menjalani
kehidupan kita. Ayat 20 menyatakan dua hal yang harus kita lakukan untuk
menghindari hal-hal yang jahat yang mengancam kehidupan kita. Pertama, menempuh
jalan orang baik. Di sini kita harus dapat memilah dan mengidentifikasi
mana-mana saja jalan yang baik dan jalan yang tidak baik. Ketika kita menemukan
bahwa apa yang kita lakukan adalah hal-hal yang baik, maka jangan ragu-ragu
untuk menjalaninya. Hal yang kedua, kita harus memelihara jalan orang benar.
Tidak cukup hanya memilih jalan yang baik, kita pun perlu memiliki sikap untuk
memelihara kebenaran dalam kehidupan sehari-hari. Memelihara berarti belajar
untuk menambah-nambahkan kebenaran dalam hari demi hari. Kebenaran itu bukanlah
hal yang statis, tetapi kebenaran adalah hal yang dinamis. Jika kita setiap
hari semakin memelihara kebenaran, maka kita pun akan memiliki hikmat dari
Tuhan untuk dapat menghindari hal-hal yang jahat.
Bacaan
Alkitab: Amsal 2:9-20
2:9 Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran,
bahkan setiap jalan yang baik.
2:10 Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan akan
menyenangkan jiwamu;
2:11 kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau
2:12 supaya engkau terlepas dari jalan yang jahat, dari orang yang
mengucapkan tipu muslihat,
2:13 dari mereka yang meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang
gelap;
2:14 yang bersukacita melakukan kejahatan, bersorak-sorak karena tipu
muslihat yang jahat,
2:15 yang berliku-liku jalannya dan yang sesat perilakunya;
2:16 supaya engkau terlepas dari perempuan jalang, dari perempuan yang
asing, yang licin perkataannya,
2:17 yang meninggalkan teman hidup masa mudanya dan melupakan perjanjian
Allahnya;
2:18 sesungguhnya rumahnya hilang tenggelam ke dalam maut, jalannya menuju
ke arwah-arwah.
2:19 Segala orang yang datang kepadanya tidak balik kembali, dan tidak
mencapai jalan kehidupan.
2:20 Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan
orang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.