Jumat, 13 Januari 2012

Pentingnya Hikmat dari Tuhan


Selasa, 10 Januari 2012
Bacaan Alkitab: Amsal 2:9-20
Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu;” (Ams 2:10)


Pentingnya Hikmat dari Tuhan


Siapa di antara kita yang tidak ingin menjadi orang pintar? Tentu semua dari kita ingin menjadi pintar. Siapa pula di antara kita yang tidak ingin menjadi orang berhikmat? Tentu tidak ada, karena semua orang juga ingin memiliki hikmat. Walaupun mirip, menurut saya kepintaran dan hikmat cukup jauh berbeda. Seseorang bisa saja pintar di kelas, tetapi tidak memiliki hikmat. Pengertian hikmat jauh lebih luas dari sekedar kepintaran, kecerdasan, maupun kecerdikan. Alkitab mengatakan bahwa seseorang yang berhikmat akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik (ay. 9). Selain itu dikatakan juga bahwa orang yang memiliki hikmat di dalam hatinya akan memiliki pengetahuan, kebijaksanaan, dan kepandaian, untuk menyenangkan, memelihara, dan menjaga kita dalam kehidupan kita (ay. 10-11).

Tentu saja, hikmat yang paling baik adalah hikmat yang berasal dari Tuhan (Ams 2:6), bukan hanya sekedar hikmat yang berasal dari manusia. Dan bagaimana cara kita mendapatkan hikmat dari Tuhan adalah dengan cara takut akan Tuhan (Ams 9:10). Dengan takut akan Tuhan, maka itu akan membentuk sikap hati kita untuk belajar menghormati Tuhan dan menjalin hubungan yang intim dengan Tuhan. Dengan memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, otomatis kita akan semakin dibentuk serupa dengan Tuhan. Jika kita sudah semakin serupa dengan Tuhan, tentunya pola pikir dan pandangan kita pun akan menjadi sama dengan Tuhan, dan secara otomatis hikmat Tuhan pun akan turun atas kita. Alkitab mengatakan bahwa ada dua kegunaan hikmat yang berguna bagi orang-orang yang takut akan Tuhan, yaitu:

Pertama, hikmat akan melepaskan kita dari jalan yang jahat dan menyimpang (ay, 12-15). Sudah bukan rahasia lagi bahwa di dunia ini, sangat sedikit orang-orang yang benar-benar tulus hati. Jauh lebih banyak orang-orang yang terlihat baik namun ternyata memiliki maksud terselubung. Mereka mengucapkan tipu muslihat (ay. 12), menempuh jalan yang gelap (ay. 13), melakukan kejahatan (ay. 14), dan memiliki perilaku yang sesat (ay. 15). Mereka ini bagaikan ular berbisa yang siap memagut orang-orang yang tidak hati-hati dalam bertindak. Kita memerlukan hikmat dari Tuhan untuk dapat mengetahui jalan-jalan yang jahat tersebut.

Kedua, hikmat akan melepaskan kita dari tangan perempuan jalang yang menyesatkan (ay. 16-19). Banyak orang-orang (terutama pria) yang jatuh karena wanita. Mereka menyangka bahwa wanita yang mereka kenal adalah wanita yang baik-baik, tetapi ternyata wanita tersebut memiliki maksud lain terhadap orang-orang tersebut. Mereka memiliki lidah yang suka menipu (ay. 16), mereka adalah wanita-wanita yang tidak setia (ay. 17), mereka adalah wanita-wanita yang menyesatkan (ay. 18), dan mereka menjauhkan orang-orang dari jalan kehidupan (ay. 19). Memang saya yakin tidak semua wanita seperti itu, pasti ada juga wanita-wanita yang baik-baik, terlebih dalam komunitas orang percaya. Tetapi percaya atau tidak, banyak sekali pria-pria Kristen yang jatuh dan terjebak dalam tipu daya rayuan wanita-wanita “asing”, yang memiliki motivasi untuk menjauhkan para pria dari jalan kebenaran dan kehidupan kepada jalan kegelapan dan kesesatan.

Dengan melihat bagaimana kondisi dunia ini pada akhir-akhir ini, sungguh kita membutuhkan hikmat dari Tuhan dalam menjalani kehidupan kita. Ketika saya mengaudit salah satu kasus besar di negara ini, saya melihat bagaimana ada orang yang menipu hingga triliunan rupiah dari para nasabah. Lucunya lagi, para nasabah yang tertipu itu bukanlah orang-orang yang berpendidikan rendah. Mereka adalah orang-orang kaya, pada umumnya wiraswasta, yang berpendidikan cukup tinggi, memiliki pengalaman bisnis yang cukup, namun ternyata mereka pun dapat tertipu hingga miliaran bahkan puluhan miliar rupiah karena teriming-imingi tingkat imbal hasil yang tinggi.

Itulah mengapa kita harus membutuhkan hikmat dari Tuhan dalam menjalani kehidupan kita. Ayat 20 menyatakan dua hal yang harus kita lakukan untuk menghindari hal-hal yang jahat yang mengancam kehidupan kita. Pertama, menempuh jalan orang baik. Di sini kita harus dapat memilah dan mengidentifikasi mana-mana saja jalan yang baik dan jalan yang tidak baik. Ketika kita menemukan bahwa apa yang kita lakukan adalah hal-hal yang baik, maka jangan ragu-ragu untuk menjalaninya. Hal yang kedua, kita harus memelihara jalan orang benar. Tidak cukup hanya memilih jalan yang baik, kita pun perlu memiliki sikap untuk memelihara kebenaran dalam kehidupan sehari-hari. Memelihara berarti belajar untuk menambah-nambahkan kebenaran dalam hari demi hari. Kebenaran itu bukanlah hal yang statis, tetapi kebenaran adalah hal yang dinamis. Jika kita setiap hari semakin memelihara kebenaran, maka kita pun akan memiliki hikmat dari Tuhan untuk dapat menghindari hal-hal yang jahat.


Bacaan Alkitab: Amsal 2:9-20
2:9 Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik.
2:10 Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu;
2:11 kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau
2:12 supaya engkau terlepas dari jalan yang jahat, dari orang yang mengucapkan tipu muslihat,
2:13 dari mereka yang meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang gelap;
2:14 yang bersukacita melakukan kejahatan, bersorak-sorak karena tipu muslihat yang jahat,
2:15 yang berliku-liku jalannya dan yang sesat perilakunya;
2:16 supaya engkau terlepas dari perempuan jalang, dari perempuan yang asing, yang licin perkataannya,
2:17 yang meninggalkan teman hidup masa mudanya dan melupakan perjanjian Allahnya;
2:18 sesungguhnya rumahnya hilang tenggelam ke dalam maut, jalannya menuju ke arwah-arwah.
2:19 Segala orang yang datang kepadanya tidak balik kembali, dan tidak mencapai jalan kehidupan.
2:20 Sebab itu tempuhlah jalan orang baik, dan peliharalah jalan-jalan orang benar.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.