Senin, 30
Januari 2012
Bacaan
Alkitab: Filemon 1:8-16
“Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak
dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi
sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang
kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di
dalam Tuhan.” (Fil 1:15-16)
Dari Hamba Menjadi Saudara
Surat Filemon merupakan surat Paulus yang bersifat pribadi, yang ditujukan
kepada Filemon, saudara kekasih Paulus dan teman sekerja Paulus dalam pelayanan
(Fil 1:1). Bisa dibilang Filemon adalah anak didik Paulus yang telah juga
mengambil bagian dalam pelayanan kepada Tuhan. Oleh karena itu, Filemon
tentunya menganggap Paulus sebagai bapak rohaninya, dan tentu saja sebagai anak
rohani Paulus, Filemon pasti akan menuruti apa yang dikatakan oleh Paulus.
Walaupun demikian, Paulus tidak menggunakan haknya untuk memerintahkan
Filemon melakukan sesuatu yang Paulus inginkan (ay. 8). Sebaliknya, Paulus
meminta Filemon untuk melakukan apa yang Paulus inginkan (ay. 9). Paulus yang
saat itu sudah tua dan sedang dipenjarakan akibat memberitakan Injil kepada
bangsa-bangsa lain, meminta (atau mungkin lebih tepatnya memohon) kepada
Filemon terkait anak rohaninya yang bernama Onesimus (ay. 10).
Berdasarkan literatur yang saya baca, Onesimus dulunya adalah hamba dari
Filemon. Namun pada suatu waktu Onesimus lari atau kabur dari Filemon, dan di
dalam masa-masa pelariannya itulah Onesimus akhirnya bertemu dengan Paulus,
bertobat, dan ikut mengambil bagian dalam pelayanan Paulus. Bahkan ada
kemungkinan Onesimus pun melayani Paulus dalam segala pelayanannya dan di
penjara (ay. 13). Onesimus yang telah terbiasa menjadi hamba Filemon, tentunya
akan menjadi hamba yang cakap dalam melayani kebutuhan Paulus selama dalam
penjara.
Surat Filemon ini ditulis karena Paulus ingin mengembalikan Onesimus kepada
Filemon (ay. 12). Mungkin memang dahulu Onesimus ini tidak berguna bagi
Filemon, bahkan dengan pelariannya barangkali Filemon pun sudah tidak mau lagi
menerima Onesimus di rumahnya. Tetapi Paulus meyakinkan Filemon bahwa saat ini
Onesimus sudah jauh berbeda dengan Onesimus yang dulu. Saat ini Onesimus sudah
jauh berubah dan justru akan berguna bagi Filemon, baik dalam hal-hal yang umum
maupun dalam hal membantu dalam pelayanan dan memberitakan Injil kepada orang
lain (ay. 11).
Sebenarnya, Paulus sendiri berada dalam dilema, karena kehadiran Onesimus
sangat membantu Paulus selama ia dalam penjara (ay. 13), tetapi Paulus sadar
bahwa Onesimus akan jauh lebih berguna bagi Filemon ketimbang ia terus berada
di sisi Paulus. Inilah gambaran hamba Tuhan yang tidak egois. Paulus lebih
mementingkan pelayanan Filemon daripada pelayanannya sendiri sehingga akhirnya
pun Paulus memutuskan untuk memulangkan Onesimus agar dapat lebih berguna di
tempat Filemon.
Walaupun demikian, Paulus tidak mau memaksa Filemon untuk menerima Onesimus
kembali. Paulus ingin agar Filemon menerima Onesimus dengan sukarela dan
sukacita, bukan dengan paksaan (ay. 14). Paulus pun mengatakan kepada Filemon,
bahwa mungkin ini memang rencana Tuhan untuk memisahkan sementara agar Onesimus
dapat lebih berguna bagi Filemon ketimbang dulu (ay. 15). Dan andaikata pun
Filemon mau menerima kembali Onesimus, Paulus ingin agar Filemon tidak lagi
menganggap Onesimus sebagai hamba, tetapi sebagai saudara kekasih di dalam
Tuhan.
Barangkali kita pun pernah mengalami hal yang sama seperti ini. Karena ada
sedikit perselisihan, akhirnya ada saudara seiman kita (atau bahkan mungkin
diri kita sendiri) yang pergi melarikan diri. Sejak saat itu kita mungkin
menganggap orang itu sebagai orang yang “salah”. Tetapi melalui kisah Filemon
dan Onesimus yang kita baca hari ini, kita kembali diingatkan bahwa di hadapan
Tuhan semua adalah sama. Kita adalah saudara di dalam Tuhan, dan jika ada
masalah atau perselisihan di antara saudara seiman, tentunya harus diselesaikan
secara damai dan sesuai dengan Firman Tuhan. Ingat, di antara kita tidak ada
tuan dan hamba, semua adalah saudara di dalam Tuhan.
Bacaan
Alkitab: Filemon 1:8-16
1:8 Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan penuh
untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan,
1:9 tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari padamu.
Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena
Kristus Yesus,
1:10 mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku
dalam penjara, yakni Onesimus
1:11 -- dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat
berguna baik bagimu maupun bagiku.
1:12 Dia kusuruh kembali kepadamu -- dia, yaitu buah hatiku --.
1:13 Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani
aku selama aku dipenjarakan karena Injil,
1:14 tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang
baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan
sukarela.
1:15 Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya
engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya,
1:16 bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu
sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik
secara manusia maupun di dalam Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.