Jumat, 27 Januari 2012

Dari Hamba Menjadi Saudara


Senin, 30 Januari 2012
Bacaan Alkitab: Filemon 1:8-16
Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.” (Fil 1:15-16)


Dari Hamba Menjadi Saudara


Surat Filemon merupakan surat Paulus yang bersifat pribadi, yang ditujukan kepada Filemon, saudara kekasih Paulus dan teman sekerja Paulus dalam pelayanan (Fil 1:1). Bisa dibilang Filemon adalah anak didik Paulus yang telah juga mengambil bagian dalam pelayanan kepada Tuhan. Oleh karena itu, Filemon tentunya menganggap Paulus sebagai bapak rohaninya, dan tentu saja sebagai anak rohani Paulus, Filemon pasti akan menuruti apa yang dikatakan oleh Paulus.

Walaupun demikian, Paulus tidak menggunakan haknya untuk memerintahkan Filemon melakukan sesuatu yang Paulus inginkan (ay. 8). Sebaliknya, Paulus meminta Filemon untuk melakukan apa yang Paulus inginkan (ay. 9). Paulus yang saat itu sudah tua dan sedang dipenjarakan akibat memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain, meminta (atau mungkin lebih tepatnya memohon) kepada Filemon terkait anak rohaninya yang bernama Onesimus (ay. 10).

Berdasarkan literatur yang saya baca, Onesimus dulunya adalah hamba dari Filemon. Namun pada suatu waktu Onesimus lari atau kabur dari Filemon, dan di dalam masa-masa pelariannya itulah Onesimus akhirnya bertemu dengan Paulus, bertobat, dan ikut mengambil bagian dalam pelayanan Paulus. Bahkan ada kemungkinan Onesimus pun melayani Paulus dalam segala pelayanannya dan di penjara (ay. 13). Onesimus yang telah terbiasa menjadi hamba Filemon, tentunya akan menjadi hamba yang cakap dalam melayani kebutuhan Paulus selama dalam penjara.

Surat Filemon ini ditulis karena Paulus ingin mengembalikan Onesimus kepada Filemon (ay. 12). Mungkin memang dahulu Onesimus ini tidak berguna bagi Filemon, bahkan dengan pelariannya barangkali Filemon pun sudah tidak mau lagi menerima Onesimus di rumahnya. Tetapi Paulus meyakinkan Filemon bahwa saat ini Onesimus sudah jauh berbeda dengan Onesimus yang dulu. Saat ini Onesimus sudah jauh berubah dan justru akan berguna bagi Filemon, baik dalam hal-hal yang umum maupun dalam hal membantu dalam pelayanan dan memberitakan Injil kepada orang lain (ay. 11).

Sebenarnya, Paulus sendiri berada dalam dilema, karena kehadiran Onesimus sangat membantu Paulus selama ia dalam penjara (ay. 13), tetapi Paulus sadar bahwa Onesimus akan jauh lebih berguna bagi Filemon ketimbang ia terus berada di sisi Paulus. Inilah gambaran hamba Tuhan yang tidak egois. Paulus lebih mementingkan pelayanan Filemon daripada pelayanannya sendiri sehingga akhirnya pun Paulus memutuskan untuk memulangkan Onesimus agar dapat lebih berguna di tempat Filemon.

Walaupun demikian, Paulus tidak mau memaksa Filemon untuk menerima Onesimus kembali. Paulus ingin agar Filemon menerima Onesimus dengan sukarela dan sukacita, bukan dengan paksaan (ay. 14). Paulus pun mengatakan kepada Filemon, bahwa mungkin ini memang rencana Tuhan untuk memisahkan sementara agar Onesimus dapat lebih berguna bagi Filemon ketimbang dulu (ay. 15). Dan andaikata pun Filemon mau menerima kembali Onesimus, Paulus ingin agar Filemon tidak lagi menganggap Onesimus sebagai hamba, tetapi sebagai saudara kekasih di dalam Tuhan.

Barangkali kita pun pernah mengalami hal yang sama seperti ini. Karena ada sedikit perselisihan, akhirnya ada saudara seiman kita (atau bahkan mungkin diri kita sendiri) yang pergi melarikan diri. Sejak saat itu kita mungkin menganggap orang itu sebagai orang yang “salah”. Tetapi melalui kisah Filemon dan Onesimus yang kita baca hari ini, kita kembali diingatkan bahwa di hadapan Tuhan semua adalah sama. Kita adalah saudara di dalam Tuhan, dan jika ada masalah atau perselisihan di antara saudara seiman, tentunya harus diselesaikan secara damai dan sesuai dengan Firman Tuhan. Ingat, di antara kita tidak ada tuan dan hamba, semua adalah saudara di dalam Tuhan.


Bacaan Alkitab: Filemon 1:8-16
1:8 Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan,
1:9 tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus,
1:10 mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus
1:11 -- dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku.
1:12 Dia kusuruh kembali kepadamu -- dia, yaitu buah hatiku --.
1:13 Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil,
1:14 tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela.
1:15 Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya,
1:16 bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.