Rabu, 27 Maret 2013

Jangan Mengingini Apa yang Bukan Hak Kita



Kamis, 28 Maret 2013
Bacaan Alkitab: Keluaran 20:1-17
Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu.” (Kel 20:17)


Jangan Mengingini Apa yang Bukan Hak Kita


Jika kita hendak membeli suatu buku, katakanlah suatu novel, bagaimana kita bisa tahu bahwa suatu buku itu adalah buku yang bagus, ketika buku tersebut masih terbungkus plastik di toko buku? Bagaimana kita bisa tahu bahwa isi buku itu sesuai dengan apa yang kita cari, padahal buku tersebut tidak dapat kita baca bagian dalamnya? Jawabannya sederhana. Kita bisa melihat isi dari buku itu dari halaman pertama dan halaman terakhir buku tersebut. Halaman pertama yang saya maksud dalah sampul depan, dimana di situ biasanya tercantum judul buku dan nama pengarang atau penulis, dan sampul belakang, dimana di situ biasanya tercantung ringkasan singkat atau intisari dari buku tersebut.

Saya mendapatkan inspirasi tersebut dan ternyata hal ini cukup relevan untuk menjelaskan tentang bacaan Alkitab kita hari ini, yaitu tentang sepuluh Perintah Allah atau sepuluh Hukum Allah dalam Keluaran 20:1-17. Saya tidak akan menjelaskan satu persatu tentang hukum Allah tersebut, tetapi saya hanya ingin menyoroti hukum pertama dan hukum yang terakhir (hukum kesepuluh). Tanpa mengecilkan makna hukum-hukum lainnya, saya melihat ada penekanan Tuhan dalam hukum yang pertama dan hukum yang terakhir tersebut.

Hukum yang pertama sangat sederhana: “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (ay. 1-3). Ini merupakan penekanan yang penting, karena dalam hukum pertama ini, Tuhan menyatakan diri sebagai Tuhan orang Israel, Tuhan yang membawa bangsa Israel keluar dari dalam Mesir. Ibarat sampul depan, hukum pertama ini menunjukkan siapa yang menciptakan bangsa Israel, siapa yang memilih bangsa Israel, dan siapa yang menyertai bangsa Israel. Dialah TUHAN, Allah yang berkuasa di bumi dan di surga. Oleh karena itu Tuhan pun memberi perintaha pertama kepada bangsa Israel, yaitu agar bangsa Israel mengenal Tuhan mereka dan agar mereka tidak memiliki allah lain di hadapanNya. Ini adalah hal yang penting, karena jika hal ini tidak dijelaskan di awal, nanti bangsa Israel tidak akan tahu mereka harus beribadah kepada siapa. Tuhan menunjukkan posisinya di hadapan bangsa Israel agar mereka beribadah hanya kepadaNya.

Selanjutnya, saya meminta para pembaca untuk membaca hukum-hukum selanjutnya, mulai dari hukum kedua hingga hukum kesembilan (ay. 4-16). Sekali lagi tanpa mengecilkan arti hukum-hukum tersebut, mari kita langsung melihat ke hukum kesepuluh yaitu “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu" (ay. 17). Menjadi bahan diskusi yang cukup menarik mengapa Tuhan menaruh hukum ini pada posisi hukum yang terakhir?

Menurut saya, hukum terakhir ini sungguh penting. Kita dilarang untuk mengingini apa yang dimiliki sesama kita. Dalam konteks yang lebih luas, saya melihat bahwa dalam hukum kesepuluh ini, manusia dilarang untuk mengingini apa yang bukan menjadi hak kita, apalagi memiliki apa yang bukan menjadi hak kita. Jika mengingini saja sudah merupakan dosa, apalagi memiliki? Sayangnya banyak orang Israel (dan juga orang percaya) yang masih belum mengerti prinsip ini. Mereka berpikir bahwa hukum-hukum yang lain itu penting dan jauh lebih penting. Padahal menurut saya, kunci hukum Taurat (sepuluh Hukum Allah) itu ada di kedua hukum tadi (hukum pertama dan hukum kesepuluh).

Tuhan meminta kita untuk tunduk kepadaNya dan tidak menyembah allah lain selain diriNya. Di sisi lain Tuhan meminta kita untuk tidak mengambil dan mengingin apa yang bukan menjadi hak kita. Ini adalah inti dari semuanya. Dalam Perjanjian Baru Yesus mengajarkan tentang hal ini: Kita harus memberikan kepada Tuhan apa yang menjadi hak Tuhan (Luk 20:25).

Dosa itu timbul awal mulanya dari keinginan akan hal yang salah. Tidak salah jika kita mengingini sesuatu yang benar, misal ingin membeli mobil. Selama kita ingin membeli mobil dari sumber uang yang benar (gaji dari kantor, atau hasil usaha), hal itu tidak apa-apa. Tetapi akan menjadi masalah jika kita mengingini sesuatu dengan dasar yang salah. Kita akan menghalalkan segala cara agar dapat memilikinya, termasuk misalnya mencuri uang perusahaan, korupsi, atau bahkan mencuri mobil agar kita bisa memilikinya. Keinginan yang salah tersebut apabila tidak cepat-cepat dihilangkan akan membuat kita jatuh ke dalam dosa.

Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita hidup  berpadanan dengan Firman Tuhan ini? Memang kesepuluh Hukum Allah adalah hukum di Perjanjian Lama. Hukum ini adalah hukum yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel sebelum Yesus ada. Akan tetapi karena Tuhan yang memberikan hukum kepada bangsa Israel ini adalah Tuhan yang sama dengan Tuhan yang kita sembah saat ini. Artinya hukum tersebut  masih relevan hingga saat ini. Sudahkah kita melakukan hukum-hukum tersebut, khususnya hukum tentang menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya  Tuhan dan Allah kita, serta tidak mengingini  apa yang bukan menjadi hak atau milik kita?




Bacaan Alkitab: Keluaran 20:1-17
20:1 Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
20:3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
20:5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
20:6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
20:7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
20:8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
20:9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
20:12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
20:13 Jangan membunuh.
20:14 Jangan berzinah.
20:15 Jangan mencuri.
20:16 Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
20:17 Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.