Kamis, 28 Maret 2013
Bacaan Alkitab: Keluaran 20:1-17
“Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan
mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau
lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu.” (Kel 20:17)
Jangan Mengingini
Apa yang Bukan Hak Kita
Jika kita hendak membeli suatu buku,
katakanlah suatu novel, bagaimana kita bisa tahu bahwa suatu buku itu adalah buku
yang bagus, ketika buku tersebut masih terbungkus plastik di toko buku? Bagaimana
kita bisa tahu bahwa isi buku itu sesuai dengan apa yang kita cari, padahal
buku tersebut tidak dapat kita baca bagian dalamnya? Jawabannya sederhana. Kita
bisa melihat isi dari buku itu dari halaman pertama dan halaman terakhir buku
tersebut. Halaman pertama yang saya maksud dalah sampul depan, dimana di situ biasanya
tercantum judul buku dan nama pengarang atau penulis, dan sampul belakang,
dimana di situ biasanya tercantung ringkasan singkat atau intisari dari buku
tersebut.
Saya mendapatkan inspirasi tersebut dan
ternyata hal ini cukup relevan untuk menjelaskan tentang bacaan Alkitab kita
hari ini, yaitu tentang sepuluh Perintah Allah atau sepuluh Hukum Allah dalam
Keluaran 20:1-17. Saya tidak akan menjelaskan satu persatu tentang hukum Allah
tersebut, tetapi saya hanya ingin menyoroti hukum pertama dan hukum yang
terakhir (hukum kesepuluh). Tanpa mengecilkan makna hukum-hukum lainnya, saya
melihat ada penekanan Tuhan dalam hukum yang pertama dan hukum yang terakhir
tersebut.
Hukum yang pertama sangat sederhana: “Akulah
TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat
perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (ay. 1-3). Ini merupakan
penekanan yang penting, karena dalam hukum pertama ini, Tuhan menyatakan diri
sebagai Tuhan orang Israel, Tuhan yang membawa bangsa Israel keluar dari dalam
Mesir. Ibarat sampul depan, hukum pertama ini menunjukkan siapa yang
menciptakan bangsa Israel, siapa yang memilih bangsa Israel, dan siapa yang
menyertai bangsa Israel. Dialah TUHAN, Allah yang berkuasa di bumi dan di
surga. Oleh karena itu Tuhan pun memberi perintaha pertama kepada bangsa
Israel, yaitu agar bangsa Israel mengenal Tuhan mereka dan agar mereka tidak
memiliki allah lain di hadapanNya. Ini adalah hal yang penting, karena jika hal
ini tidak dijelaskan di awal, nanti bangsa Israel tidak akan tahu mereka harus
beribadah kepada siapa. Tuhan menunjukkan posisinya di hadapan bangsa Israel agar
mereka beribadah hanya kepadaNya.
Selanjutnya, saya meminta para pembaca untuk membaca
hukum-hukum selanjutnya, mulai dari hukum kedua hingga hukum kesembilan (ay.
4-16). Sekali lagi tanpa mengecilkan arti hukum-hukum tersebut, mari kita
langsung melihat ke hukum kesepuluh yaitu “Jangan mengingini rumah sesamamu;
jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan,
atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu" (ay.
17). Menjadi bahan diskusi yang cukup menarik mengapa Tuhan menaruh hukum ini
pada posisi hukum yang terakhir?
Menurut saya, hukum terakhir ini sungguh
penting. Kita dilarang untuk mengingini apa yang dimiliki sesama kita. Dalam konteks
yang lebih luas, saya melihat bahwa dalam hukum kesepuluh ini, manusia dilarang
untuk mengingini apa yang bukan menjadi hak kita, apalagi memiliki apa yang
bukan menjadi hak kita. Jika mengingini saja sudah merupakan dosa, apalagi
memiliki? Sayangnya banyak orang Israel (dan juga orang percaya) yang masih
belum mengerti prinsip ini. Mereka berpikir bahwa hukum-hukum yang lain itu
penting dan jauh lebih penting. Padahal menurut saya, kunci hukum Taurat
(sepuluh Hukum Allah) itu ada di kedua hukum tadi (hukum pertama dan hukum
kesepuluh).
Tuhan meminta kita untuk tunduk kepadaNya dan
tidak menyembah allah lain selain diriNya. Di sisi lain Tuhan meminta kita untuk
tidak mengambil dan mengingin apa yang bukan menjadi hak kita. Ini adalah inti
dari semuanya. Dalam Perjanjian Baru Yesus mengajarkan tentang hal ini: Kita harus
memberikan kepada Tuhan apa yang menjadi hak Tuhan (Luk 20:25).
Dosa itu timbul awal mulanya dari keinginan
akan hal yang salah. Tidak salah jika kita mengingini sesuatu yang benar, misal
ingin membeli mobil. Selama kita ingin membeli mobil dari sumber uang yang
benar (gaji dari kantor, atau hasil usaha), hal itu tidak apa-apa. Tetapi akan
menjadi masalah jika kita mengingini sesuatu dengan dasar yang salah. Kita akan
menghalalkan segala cara agar dapat memilikinya, termasuk misalnya mencuri uang
perusahaan, korupsi, atau bahkan mencuri mobil agar kita bisa memilikinya. Keinginan
yang salah tersebut apabila tidak cepat-cepat dihilangkan akan membuat kita
jatuh ke dalam dosa.
Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita
hidup berpadanan dengan Firman Tuhan
ini? Memang kesepuluh Hukum Allah adalah hukum di Perjanjian Lama. Hukum ini
adalah hukum yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel sebelum Yesus ada. Akan
tetapi karena Tuhan yang memberikan hukum kepada bangsa Israel ini adalah Tuhan
yang sama dengan Tuhan yang kita sembah saat ini. Artinya hukum tersebut masih relevan hingga saat ini. Sudahkah kita melakukan
hukum-hukum tersebut, khususnya hukum tentang menjadikan Tuhan sebagai
satu-satunya Tuhan dan Allah kita, serta
tidak mengingini apa yang bukan menjadi
hak atau milik kita?
Bacaan Alkitab: Keluaran 20:1-17
20:1 Lalu Allah mengucapkan segala firman
ini:
20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang
membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
20:3 Jangan ada padamu allah lain di
hadapan-Ku.
20:4 Jangan membuat bagimu patung yang
menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah,
atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
20:5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau
beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang
membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga
dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
20:6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia
kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang
pada perintah-perintah-Ku.
20:7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu,
dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut
nama-Nya dengan sembarangan.
20:8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
20:9 enam hari lamanya engkau akan bekerja
dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat
TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu
laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu
perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN
menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari
ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
20:12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya
lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
20:13 Jangan membunuh.
20:14 Jangan berzinah.
20:15 Jangan mencuri.
20:16 Jangan mengucapkan saksi dusta tentang
sesamamu.
20:17 Jangan mengingini rumah sesamamu;
jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan,
atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.