Jumat, 15 Maret 2013

Domba vs Domba



Minggu, 17 Maret 2013
Bacaan Alkitab: Yehezkiel 34:17-22
Maka Aku akan menolong domba-domba-Ku, supaya mereka jangan lagi menjadi mangsa dan Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba.” (Yeh 34:22)


Domba vs Domba


Beberapa waktu yang lalu saya pernah menulis renungan tentang gembala vs domba dalam Yehezkiel 34:1-16. Ayat tersebut mengingatkan kita yang berprofesi sebagai gembala atau bagi kita yang bertanggung jawab atas domba-domba kita, untuk menggembalakan dengan sungguh-sungguh. Hari ini, kelanjutan dari ayat tersebut adalah bahwa kita yang bukan gembala (yaitu kita yang masih sama-sama domba), juga harus bersikap dengan benar terhadap domba-domba yang lain, jika tidak maka Tuhan sendiri yang akan bertindak.

Bacaan Alkitab kita hari ini dimulai dengan perintah Tuhan kepada domba-dombaNya bahwa Ia sendiri akan menjadi hakim di antara domba-dombaNya (ay. 17). Ini adalah perintah Tuhan kepada domba-dombaNya, yang artinya bahwa di antara domba-domba Tuhan, ternyata juga ada domba-domba yang nakal. Seperti apa bentuk kenakalan domba tersebut? Alkitab menulis bahwa domba-domba yang nakal ini adalah domba-domba yang menghabiskan padang rumput yang terbaik (ay. 18a). Tidak hanya itu saja, domba nakal ini juga menginjak-injak padang rumput yang sebenarnya menjadi milik domba lain (ay. 18b). Bahkan ketika ia minum air yang jernih, domba yang nakal ini tidak rela domba lain menikmati air yang jernih sehingga ia pun mengeruhkan air tersebut dengan kakinya (ay. 18c).

Secara ringkas, Alkitab menuliskan bahwa ciri domba-domba nakal ini adalah dengan cara menghambat domba lain mendapatkan makanan dan minuman yang seharusnya dapat mereka dapatkan. Domba-domba yang seharusnya mendapat rumput yang segar dan baik, serta minum dari air yang jernih, akhirnya mendapatkan rumput sisa diinjak-injak dan air yang keruh (ay. 19). Padahal Tuhan sebagai gembala saja sudah menyiapkan rumput dan air dengan kualitas terbaik bagi domba-dombaNya.

Itulah mengapa Tuhan sangat marah kepada domba-domba yang nakal tersebut. Tuhan akan menjadi hakim antara domba yang gemuk (yaitu domba yang nakal karena ia memakan bagian yang terbaik tanpa memperhatikan kepentingan domba-domba lain), dan domba yang gemuk (yaitu domba yang teraniaya karena ditindas oleh domba-domba yang nakal) (ay. 20). Tuhan akan menjadi hakim yang menghukum domba-domba gemuk tersebut, karena mereka mendorong dan mendesak domba-domba yang lemah (ay. 21), dan akan membela domba-domba yang kurus tersebut (ay. 22).

Jika kita mau jujur, apakah kita termasuk domba-domba yang gemuk dan nakal tersebut? Cara mengetahuinya cukup mudah, yaitu apakah kita senang jika orang lain mendapatkan lebih dari apa yang kita dapat? Jika jawabannya ya, maka kita bukan termasuk domba-domba yang nakal. Tetapi jika jawabannya adalah tidak, maka ada kemungkinan kita menjadi domba yang nakal  tersebut. Kita dan jemaat lainnya sama-sama adalah domba-domba Tuhan, dan Tuhanlah gembala kita. Jadi bagaimana mungkin sesama domba Tuhan bisa saling sikut dan saling tendang? Bukankah kita seharusnya saling membantu? Domba yang kuat seharusnya membantu yang lemah dan bukannya justru menginjak-injak yang lemah?

Menjadi instropeksi bagi kita, apakah kita pernah bersikap seperti itu, walau mungkin tanpa kita sadari? Dari hal yang sederhana, apabila seseorang ditunjuk menjadi ketua panitia acara gereja misalnya, apakah kita mendukung orang tersebut walaupun mungkin kita kurang cocok dengannya, atau kita justru mencoba mencari cara untuk “menghancurkannya” dengan menyebarkan gosip-gosip yang tidak benar? Jika dalam hal yang sederhana saja kita tidak dapat menjadi domba yang baik, bagaimana mungkin Tuhan akan mempercayakan kita sebagai gembala? Jika kita saja menindas sesama domba lain ketika kita masih sama-sama domba, tentu ketika kita menjadi gembala kita pasti akan lebih menindas domba-domba kita. Jika kita seperti itu, saatnya kita menyadari kesalahan kita dan mencoba untuk menjadi domba yang lebih baik lagi, yang mendukung domba lain dan bukannya menjatuhkan mereka, kecuali kita memang mau merasakan hukuman Tuhan bagi kita.


Bacaan Alkitab: Yehezkiel 34:17-22
34:17 Dan hai kamu domba-domba-Ku, beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba, dan di antara domba jantan dan kambing jantan.
34:18 Apakah belum cukup bagimu bahwa kamu menghabiskan padang rumput yang terbaik? Mesti pulakah kamu injak-injak padang rumput yang lain-lain dengan kakimu? Belum cukup bahwa kamu minum air yang jernih? Mesti pulakah yang tinggal itu kamu keruhkan dengan kakimu?
34:19 Apakah domba-domba-Ku seharusnya memakan rumput yang sudah diinjak-injak kakimu dan meminum air yang sudah dikeruhkan kakimu?
34:20 Oleh sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH terhadap mereka. Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan menjadi hakim di antara domba yang gemuk dengan domba yang kurus;
34:21 oleh karena semua yang lemah kamu desak dengan lambungmu dan bahumu serta kamu tanduk dengan tandukmu, sehingga kamu menghalau mereka ke luar kandang,
34:22 maka Aku akan menolong domba-domba-Ku, supaya mereka jangan lagi menjadi mangsa dan Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.