Selasa, 12 Maret 2013

Berani Bertindak untuk Menyelesaikan Masalah



Kamis, 14 Maret 2013
Bacaan Alkitab: Ezra 10:10-17
Tetapi sekarang mengakulah di hadapan TUHAN, Allah nenek moyangmu, dan lakukanlah apa yang berkenan kepada-Nya dan pisahkanlah dirimu dari penduduk negeri dan perempuan-perempuan asing itu!” (Ezr 10:11)


Berani Bertindak untuk Menyelesaikan Masalah


Masih ingat dengan renungan saya kemarin? Tentang bagaimana seorang wanita yang bingung harus bertindak apa karena permasalahan keluarganya? Ada satu hal yang ingin saya tanyakan, jika wanita tersebut tidak mau bertindak, apakah keluarganya akan bisa pulih seperti semula? Andai wanita itu hanya menghindar dan bersembunyi di rumah saja, sedangkan tidak ada kemauan baginya untuk melakukan sesuatu, apakah bisa anaknya kembali kepada dirinya? Mungkin bisa, jika Tuhan membuat mujizat dan menolongnya. Tetapi saya lebih mellihat bahwa ketika seseorang tidak mau bertanggung jawab atas kesalahan yang dulu pernah ia perbuat, dan tidak mau melakukan sesuatu untuk memperbaikinya, maka keadaan tidak akan mungkin menjadi lebih baik. Harus ada kemauan untuk bertindak minimal sebagai bentuk tanggung jawab kita atas kesalahan yang dulu kita perbuat.

Bangsa Israel ketika kembali dari pembuangan, mereka juga melakukan kesalahan yang sama seperti nenek moyang mereka, yaitu mereka mengawini orang-orang asli Kanaan. Mereka memperistri perempuan asing dan memperanakkan anak-anak dari mereka (ay. 10). Inilah yang dikritik imam Ezrra yang datang dari tanah Persia untuk memimpin bangsa Israel kembali beribadah kepada Tuhan. Saat itu juga, Ezra mengumpulkan segenap umat Israel di Yerusalem, dan meminta mereka melakukan dua hal penting: mengakui dosa-dosa mereka karena mereka telah mengawini perempuan asing (ay. 11a), dan bertindak dengan memisahkan diri dari perempuan-perempuan asing tersebut bahkan harus mengusir mereka dan anak-anak mereka (ay. 11b).

Ini bukan perkara mudah bagi orang Israel. Mereka adalah bangsa yang tegar tengkuk. Sangat sulit bagi bangsa Israel untuk mau bertobat, bahkan untuk mengakui kesalahan mereka saja pun sudah sangat sulit. Akan  tetapi, karena komitmen yang luar biasa dari Ezra sebagai pemimpin bangsa, sehingga bangsa Israel pun sadar akan kewajiban mereka, yaitu mereka harus mengakui kesalahan mereka dan harus mau bertindak, walaupun itu sangat memberatkan mereka. Alkitab mengatakan bahwa bangsa Israel sepakat dan berseru bahwa mereka akan melakukan kewajiban mereka (ay. 12).

Walaupun demikian, bangsa Israel juga meminta waktu, karena perkara tersebut bukan perkara yang mudah dan cepat selesai mengingat pelanggaran yang mereka lakukan sangatlah berat (ay. 13). Mereka pun meminta waktu untuk menyelesaikan masalah mereka di kota-kota mereka, melalui para tua-tua dan para hakim di tiap-tiap kota (ay. 14). Untungnya, walaupun ada yang menentang (ay. 15), jika kita membaca ayat-ayat selanjutnya, mereka benar-benar bersungguh-sungguh menyelesaikan masalah ini hanya dalam waktu tiga bulan saja untuk seluruh Israel, yaitu dimulai pada hari pertama bulan kesepuluh, dan selesai pada hari pertama bulan pertama tahun berikutnya (ay. 16-17).

Memang jika kita mau jujur, masalah yang diakibatkan dosa kita di masa lalu itu sulit untuk diselesaikan. Kesulitan pertama adalah pada diri kita sendiri, apakah kita mau mengakui bahwa kita sudah melakukan dosa dan bersalah di hadapan Allah? Ini adalah langkah pertama. Selama kita tidak mau mengakui kesalahan kita tersebut, maka Tuhan juga tidak akan mengampuni dosa kita. Tuhan akan mengampuni dosa-dosa yang kita akui di hadapan Tuhan. Kalau kita tidak mau mengakui kita berdosa, bagaimana Tuhan bisa mengampuni sementara yang mau diampuni saja merasa tidak berdosa?

Langkah kedua setelah kita mengaku dosa kita adalah dengan cara memperbaiki dampak dari kesalahan kita. Percaya atau tidak, setiap kesalahan atau dosa yang kita lakukan, pasti memiliki dampak walaupun kecil. Dampak itu bisa hanya berdampak ke kita, atau ke orang-orang terdekat kita, atau juga ke orang banyak. Tugas kita adalah memastikan kita membereskan dampak tersebut dan mencegah agar kita juga tidak jatuh lagi ke dalam dosa atau kesalahan kita tersebut. Masalah yang tidak diselesaikan dengan sempurna hanya akan menggantung tanpa akhir yang jelas, dan berpotensi membebani kita seterusnya. Tetapi masalah yang diselesaikan dengan tuntas (walau mungkin dalam proses penyelesaiannya tersebut kita harus banyak berkorban dan prosesnya tidak mengenakkan bagi kita), akan tetapi itulah yang terbaik bagi kita.

Saya tidak tahu masalah apa yang masing-masing kita alami saat ini. Tetapi, jika itu terkait dengan kesalahan kita, mari hari ini juga, saat ini juga, kita mengakui dosa dan kesalahan kita serta meminta pengampunan Tuhan bagi kita. Setelah itu, bagian yang harus kita lakukan adalah percaya bahwa Tuhan sudah mengampuni kita, dan kita harus berusaha untuk menyelesaikan masalah kita tersebut. Selesaikan masalah kita secepatnya, sehingga masalah itu tidak menggantung dan melebar kemana-mana dan justru menjadi beban bagi orang-orang yang sebetulnya tidak bersalah. Maukah kita melakukannya?


Bacaan Alkitab: Ezra 10:10-14
10:10 Maka bangkitlah imam Ezra, lalu berkata kepada mereka: "Kamu telah melakukan perbuatan tidak setia, karena kamu memperisteri perempuan asing dan dengan demikian menambah kesalahan orang Israel.
10:11 Tetapi sekarang mengakulah di hadapan TUHAN, Allah nenek moyangmu, dan lakukanlah apa yang berkenan kepada-Nya dan pisahkanlah dirimu dari penduduk negeri dan perempuan-perempuan asing itu!"
10:12 Lalu seluruh jemaah menjawab dan berseru dengan suara nyaring: "Sesungguhnya, adalah kewajiban kami melakukan seperti katamu itu.
10:13 Tetapi orang-orang ini besar jumlahnya dan sekarang musim hujan, sehingga orang tidak sanggup lagi berdiri di luar. Lagipula pekerjaan itu bukan perkara sehari dua hari, karena dalam hal itu kami telah banyak melakukan pelanggaran.
10:14 Biarlah pemimpin-pemimpin kami bertindak mewakili jemaah seluruhnya, maka setiap orang di kota-kota kami yang memperisteri perempuan asing harus datang menghadap pada waktu-waktu tertentu, dan bersama-sama mereka para tua-tua dan para hakim di tiap-tiap kota, sampai murka Allah kami yang bernyala-nyala karena perkara ini dijauhkan dari kami."
10:15 Hanya Yonatan bin Asael, dan Yahzeya bin Tikwa, berdiri menentang perkara itu, disokong oleh Mesulam dan Sabetai, orang Lewi itu.
10:16 Tetapi mereka yang pulang dari pembuangan melakukannya. Maka imam Ezra memilih beberapa orang, kepala-kepala kaum keluarga, masing-masing untuk kaum keluarganya, semuanya dengan namanya disebut. Pada hari pertama bulan kesepuluh mereka bersidang untuk menyelidiki perkara itu,
10:17 dan mereka menyelesaikan segala urusan mengenai orang yang memperisteri perempuan asing itu pada hari pertama bulan pertama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.