Kamis, 14 Maret 2013
Bacaan Alkitab: Ezra 10:10-17
“Tetapi sekarang mengakulah di hadapan TUHAN,
Allah nenek moyangmu, dan lakukanlah apa yang berkenan kepada-Nya dan
pisahkanlah dirimu dari penduduk negeri dan perempuan-perempuan asing itu!” (Ezr 10:11)
Berani Bertindak
untuk Menyelesaikan Masalah
Masih ingat dengan renungan saya kemarin?
Tentang bagaimana seorang wanita yang bingung harus bertindak apa karena
permasalahan keluarganya? Ada satu hal yang ingin saya tanyakan, jika wanita
tersebut tidak mau bertindak, apakah keluarganya akan bisa pulih seperti
semula? Andai wanita itu hanya menghindar dan bersembunyi di rumah saja,
sedangkan tidak ada kemauan baginya untuk melakukan sesuatu, apakah bisa
anaknya kembali kepada dirinya? Mungkin bisa, jika Tuhan membuat mujizat dan
menolongnya. Tetapi saya lebih mellihat bahwa ketika seseorang tidak mau
bertanggung jawab atas kesalahan yang dulu pernah ia perbuat, dan tidak mau
melakukan sesuatu untuk memperbaikinya, maka keadaan tidak akan mungkin menjadi
lebih baik. Harus ada kemauan untuk bertindak minimal sebagai bentuk tanggung
jawab kita atas kesalahan yang dulu kita perbuat.
Bangsa Israel ketika kembali dari pembuangan,
mereka juga melakukan kesalahan yang sama seperti nenek moyang mereka, yaitu
mereka mengawini orang-orang asli Kanaan. Mereka memperistri perempuan asing dan
memperanakkan anak-anak dari mereka (ay. 10). Inilah yang dikritik imam Ezrra
yang datang dari tanah Persia untuk memimpin bangsa Israel kembali beribadah
kepada Tuhan. Saat itu juga, Ezra mengumpulkan segenap umat Israel di
Yerusalem, dan meminta mereka melakukan dua hal penting: mengakui dosa-dosa
mereka karena mereka telah mengawini perempuan asing (ay. 11a), dan bertindak
dengan memisahkan diri dari perempuan-perempuan asing tersebut bahkan harus
mengusir mereka dan anak-anak mereka (ay. 11b).
Ini bukan perkara mudah bagi orang Israel.
Mereka adalah bangsa yang tegar tengkuk. Sangat sulit bagi bangsa Israel untuk
mau bertobat, bahkan untuk mengakui kesalahan mereka saja pun sudah sangat
sulit. Akan tetapi, karena komitmen yang
luar biasa dari Ezra sebagai pemimpin bangsa, sehingga bangsa Israel pun sadar
akan kewajiban mereka, yaitu mereka harus mengakui kesalahan mereka dan harus
mau bertindak, walaupun itu sangat memberatkan mereka. Alkitab mengatakan bahwa
bangsa Israel sepakat dan berseru bahwa mereka akan melakukan kewajiban mereka
(ay. 12).
Walaupun demikian, bangsa Israel juga meminta
waktu, karena perkara tersebut bukan perkara yang mudah dan cepat selesai
mengingat pelanggaran yang mereka lakukan sangatlah berat (ay. 13). Mereka pun
meminta waktu untuk menyelesaikan masalah mereka di kota-kota mereka, melalui
para tua-tua dan para hakim di tiap-tiap kota (ay. 14). Untungnya, walaupun ada
yang menentang (ay. 15), jika kita membaca ayat-ayat selanjutnya, mereka
benar-benar bersungguh-sungguh menyelesaikan masalah ini hanya dalam waktu tiga
bulan saja untuk seluruh Israel, yaitu dimulai pada hari pertama bulan
kesepuluh, dan selesai pada hari pertama bulan pertama tahun berikutnya (ay.
16-17).
Memang jika kita mau jujur, masalah yang
diakibatkan dosa kita di masa lalu itu sulit untuk diselesaikan. Kesulitan
pertama adalah pada diri kita sendiri, apakah kita mau mengakui bahwa kita
sudah melakukan dosa dan bersalah di hadapan Allah? Ini adalah langkah pertama.
Selama kita tidak mau mengakui kesalahan kita tersebut, maka Tuhan juga tidak
akan mengampuni dosa kita. Tuhan akan mengampuni dosa-dosa yang kita akui di
hadapan Tuhan. Kalau kita tidak mau mengakui kita berdosa, bagaimana Tuhan bisa
mengampuni sementara yang mau diampuni saja merasa tidak berdosa?
Langkah kedua setelah kita mengaku dosa kita
adalah dengan cara memperbaiki dampak dari kesalahan kita. Percaya atau tidak,
setiap kesalahan atau dosa yang kita lakukan, pasti memiliki dampak walaupun kecil.
Dampak itu bisa hanya berdampak ke kita, atau ke orang-orang terdekat kita,
atau juga ke orang banyak. Tugas kita adalah memastikan kita membereskan dampak
tersebut dan mencegah agar kita juga tidak jatuh lagi ke dalam dosa atau kesalahan
kita tersebut. Masalah yang tidak diselesaikan dengan sempurna hanya akan
menggantung tanpa akhir yang jelas, dan berpotensi membebani kita seterusnya.
Tetapi masalah yang diselesaikan dengan tuntas (walau mungkin dalam proses
penyelesaiannya tersebut kita harus banyak berkorban dan prosesnya tidak
mengenakkan bagi kita), akan tetapi itulah yang terbaik bagi kita.
Saya tidak tahu masalah apa yang
masing-masing kita alami saat ini. Tetapi, jika itu terkait dengan kesalahan
kita, mari hari ini juga, saat ini juga, kita mengakui dosa dan kesalahan kita
serta meminta pengampunan Tuhan bagi kita. Setelah itu, bagian yang harus kita
lakukan adalah percaya bahwa Tuhan sudah mengampuni kita, dan kita harus
berusaha untuk menyelesaikan masalah kita tersebut. Selesaikan masalah kita
secepatnya, sehingga masalah itu tidak menggantung dan melebar kemana-mana dan
justru menjadi beban bagi orang-orang yang sebetulnya tidak bersalah. Maukah kita
melakukannya?
Bacaan Alkitab: Ezra 10:10-14
10:10 Maka bangkitlah imam Ezra, lalu berkata
kepada mereka: "Kamu telah melakukan perbuatan tidak setia, karena kamu
memperisteri perempuan asing dan dengan demikian menambah kesalahan orang
Israel.
10:11 Tetapi sekarang mengakulah di hadapan
TUHAN, Allah nenek moyangmu, dan lakukanlah apa yang berkenan kepada-Nya dan
pisahkanlah dirimu dari penduduk negeri dan perempuan-perempuan asing
itu!"
10:12 Lalu seluruh jemaah menjawab dan
berseru dengan suara nyaring: "Sesungguhnya, adalah kewajiban kami
melakukan seperti katamu itu.
10:13 Tetapi orang-orang ini besar jumlahnya
dan sekarang musim hujan, sehingga orang tidak sanggup lagi berdiri di luar.
Lagipula pekerjaan itu bukan perkara sehari dua hari, karena dalam hal itu kami
telah banyak melakukan pelanggaran.
10:14 Biarlah pemimpin-pemimpin kami
bertindak mewakili jemaah seluruhnya, maka setiap orang di kota-kota kami yang
memperisteri perempuan asing harus datang menghadap pada waktu-waktu tertentu,
dan bersama-sama mereka para tua-tua dan para hakim di tiap-tiap kota, sampai
murka Allah kami yang bernyala-nyala karena perkara ini dijauhkan dari
kami."
10:15 Hanya Yonatan bin Asael, dan Yahzeya
bin Tikwa, berdiri menentang perkara itu, disokong oleh Mesulam dan Sabetai,
orang Lewi itu.
10:16 Tetapi mereka yang pulang dari
pembuangan melakukannya. Maka imam Ezra memilih beberapa orang, kepala-kepala
kaum keluarga, masing-masing untuk kaum keluarganya, semuanya dengan namanya
disebut. Pada hari pertama bulan kesepuluh mereka bersidang untuk menyelidiki
perkara itu,
10:17 dan mereka menyelesaikan segala urusan
mengenai orang yang memperisteri perempuan asing itu pada hari pertama bulan
pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.