Kamis, 21 Maret 2013

Melayani Tanpa Mengharap Imbalan



Sabtu, 23 Maret 2013
Bacaan Alkitab: Daniel 5:13-17
Kemudian Daniel menjawab raja: "Tahanlah hadiah tuanku, berikanlah pemberian tuanku kepada orang lain! Namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi raja dan memberitahukan maknanya kepada tuanku.” (Dan 5:17)


Melayani Tanpa Mengharap Imbalan


Saat saya baru saja bekerja setelah lulus kuliah, tiba-tiba saya ditawari untuk melayani sebagai pemusik di suatu retreat atau kamp bagi para pelajar yang akan diadakan bersamaan waktunya dengan long weekend. Memang pada masa kuliah dahulu, saya cukup sering mengambil bagian dalam pelayanan musik, tetapi saya tidak menyangka bahwa setelah saya lulus kuliah, saya masih ditawari untuk melayani, apalagi ini adalah pelayanan bagi para pelajar.

Saya pun menerima pelayanan tersebut, dan untuk mempersiapkan diri, saya harus berlatih bagi kamp tersebut, dan saat itu panitia kamp benar-benar menjaga kualitas rohani para pelayan yang akan melayani, sehingga untuk satu sesi saja, kami harus berlatih minimal 3 kali bersama tim musik. Saya lupa saat itu persisnya saya melayani di berapa sesi, tetapi saya rasa sekitar 3 atau 4 kali, sehingga minimal saya harus menyiapkan waktu untuk 9 sampai 12 kali latihan untuk kamp tersebut.

Saat kamp tersebut berlangsung, kami juga tidak diberi fasilitas kendaraan sehingga saya pun harus naik kendaraan umum ke sana (dengan waktu tempuh hampir 3 jam lamanya karena long weekend), melayani sejumlah sesi di sana (dan juga wajib hadir di sesi-sesi lain), dan ketika selesai, panitia hanya memberi saya (dan juga para pelayan lainnya) sebuah amplop yang berisi kartu ucapan terima kasih. Memang bagi kebanyakan orang, mereka akan berpikir bahwa itu adalah kegiatan yang sia-sia dan membuang waktu. Akan tetapi bagi saya, banyak hal yang saya dapat dari kamp itu, dan walaupun “tidak dibayar” sekalipun, tetapi setiap kali saya melihat kartu ucapan tersebut, saya kembali teringat akan masa-masa dimana saya boleh melayani dengan motivasi yang tulus di hadapan Tuhan, tanpa mengharapkan imbalan sedikitpun.

Hal yang sama terjadi juga pada Daniel. Ketika raja Belsyazar melihat tangan yang menulis di dinding istana dan tidak ada seorang pun yang dapat mengartikan tulisan tersebut, maka raja Belsyazar pun memanggil Daniel. Saat itu Daniel pun masih memegang kedudukan yang  tinggi yang diwarisinya sejak zaman Nebukadnezar, ayah Belsyazar.

Saat Daniel datang dan menghadap raja, Belsyazar pun tahu (minimal mendengar) bahwa Daniel adalah orang yang penuh dengan Roh Tuhan, yang memiliki akal budi dan hikmat jauh lebih tinggi daripada segala orang bijaksana, para ahli jampi, dan orang-orang pintar lainnya yang ada di kerajaan tersebut (ay. 13-14). Bahkan segala orang bijaksana yang ada di kerajaan pun tidak mampu mengartikan arti tulisan tersebut (ay. 15).

Karena begitu bingungnya dengan arti tulisan di dinding tersebut, raja Belsyazar sampai mennjanjikan hadiah yang luar biasa bagi Daniel, jika ia dapat mengartikan makna tulisan tersebut. Apa saja hadiah yang dijanjikan? Pakaian dari kain ungu, rantai emas yang akan dikalungkan pada lehernya, dan juga posisi sebagai orang ketiga dalam kerajaan (ay. 16). Itu bukan hadiah yang kecil, tetapi sangat luar biasa dan pasti diingini oleh semua orang yang ada di kerajaan.

Akan tetapi Daniel tahu bahwa Tuhan tidak ingin Daniel hanya mengejar harta. Daniel tahu bahwa Tuhan ingin ia untuk mengartikan tulisan tersebut, karena Tuhan sudah membuat orang-orang lain tidak bisa mengartikannya. Tuhan telah membuat perbedaan antara Daniel dengan orang-orang bijaksana lainnya, dan itu sudah cukup bagi Daniel, sehingga Daniel pun menolak hadiah tersebut dan membiarkan orang lain saja yang menerimanya. Daniel mau mengartikan tulisan di dinding tersebut tanpa diberi hadiah sekalipun, karena Daniel tahu ada maksud Tuhan bagi raja Belsyazar dalam tulisan tersebut (ay. 17).

Bukankah ini adalah sikap luar biasa dari Daniel? Daniel  tahu bahwa ia diberi kemampuan khusus oleh Allah untuk dapat mengartikan berbagai mimpi dan hal-hal lainnya. Ia bahkan sepuluh kali lebih bijaksana dari orang-orang lain yang ada di kerajaan (Dan 1:20). Bahkan karena ia pun mau mengartikan tanpa mengharap imbalan, Alkitab mencatat bahwa Daniel pun justru tetap diberi hadiah oleh raja Belsyazar (Dan 5:29). Dan bahkan Daniel mendapatkan “hadiah” lain, yaitu bahwa pada malam itu ketika raja Belsyazar terbunuh, nyawanya tetap selamat walaupun ia menjabat sebagai orang ketiga di kerajaan tersebut (dimana biasanya raja yang baru akan membunuh raja lama dan orang-orang terdekatnya), bahkan Daniel masih tetap dipercaya oleh raja baru (raja Darius) untuk menjadi orang penting di kerajaannya.

Jujur, saya agak risih dengan para pelayan-pelayan Tuhan yang “memasang tarif” atau “pilih-pilih” dalam pelayanan. Jika pelayanan itu tidak mendatangkan keuntungan baginya, atau jika pelayanan tersebut tidak bisa membuat balik modal, maka orang tersebut akan menolak pelayanan tersebut. Saya sedih dengan orang-orang yang “hitung-hitungan” dengan Tuhan dalam hal pelayanan. Seorang pelayan Tuhan seharusnya sudah jauh lebih dewasa dan siap melayani dimanapun Tuhan menempatkan. Kalau kita “hitung-hitungan” dengan Tuhan, maka Tuhan juga bisa “hitung-hitungan” dengan kita, dan percayalah, tidak ada yang bisa mengalahkan “hitung-hitungan”nya Tuhan. Jika kita sudah katakan “ya” terhadap suatu pelayanan kita, maka lakukanlah itu tanpa perlu memikirkan berapa imbalan yang akan kita terima. Sekiranya kita tidak menerima imbalan apapun juga (dalam bentuk barang atau uang) dari orang yang mengundang kita untuk melayani di sana, percayalah bahwa Tuhan yang akan memberikan imbalanNya kepada kita, sepanjang kita mau memberikan yang terbaik bagiNya.


Bacaan Alkitab: Daniel 5:13-17
5:13 Lalu dibawalah Daniel menghadap raja. Bertanyalah raja kepada Daniel: "Engkaukah Daniel itu, salah seorang buangan yang telah diangkut oleh raja, ayahku, dari tanah Yehuda?
5:14 Telah kudengar tentang engkau, bahwa engkau penuh dengan roh para dewa, dan bahwa padamu terdapat kecerahan, akal budi dan hikmat yang luar biasa.
5:15 Kepadaku telah dibawa orang-orang bijaksana, para ahli jampi, supaya mereka membaca tulisan ini dan memberitahukan maknanya kepadaku, tetapi mereka tidak sanggup mengatakan makna perkataan itu.
5:16 Tetapi telah kudengar tentang engkau, bahwa engkau dapat memberikan makna dan dapat menguraikan kekusutan. Oleh sebab itu, jika engkau dapat membaca tulisan itu dan dapat memberitahukan maknanya kepadaku, maka kepadamu akan dikenakan pakaian dari kain ungu dan pada lehermu akan dikalungkan rantai emas, dan dalam kerajaan ini engkau akan mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga."
5:17 Kemudian Daniel menjawab raja: "Tahanlah hadiah tuanku, berikanlah pemberian tuanku kepada orang lain! Namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi raja dan memberitahukan maknanya kepada tuanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.