Minggu, 03 Maret 2013

Tahun Sabat dan Tahun Yobel



Rabu, 6 Maret 2013
Bacaan Alkitab: Imamat 25:1-13
Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya.” (Im 25:10)


Tahun Sabat dan Tahun Yobel


Jika kita perhatikan bahwa biasanya setiap gereja memiliki tema untuk setiap tahun. Ada yang bilang tahun 2013 ini tahun pemulihan, ada yang bilang tahun 2013 ini tahun peperangan rohani, dan lain sebagainya. Dan seringkali orang Kristen yang imannya belum bertumbuh dan berakar kuat pun menjadi bimbang, mengapa gereja yang satu mengatakan bahwa tahun ini adalah tentang berkat, mengapa gereja yang lain mengatakan bahwa tahun ini adalah tahun tentang kesukaran, dan lain sebagainya. Sebenarnya adakah dasar Alkitabiah dari fenomena-fenomena seperti itu?

Ketika saya mencoba membaca ayat-ayat dalam Alkitab, saya hanya menemukan bahwa ada dua macam tahun yang dikhususkan di dalam Alkitab, yaitu tahun sabat (tahun ketujuh), dan tahun yobel (tahun ke-50). Masing-masing tahun memiliki kekhususan dan keunikan tersendiri, serta alasan di balik penetapan tahun tersebut menjadi tahun yang khusus oleh Tuhan kepada bangsa Israel.

Pertama, tahun sabat. Tahun sabat adalah tahun ketujuh sejak bangsa Israel masuk ke dalam tanah perjanjian atau tanah Kanaan. Ketika bangsa Israel masuk ke dalam tanah Kanaan, otomatis manna yang diberikan Tuhan selama mereka ada di padang gurun berhenti diberikan (Yos 5:12). Lalu bangsa Israel harus mulai makan hasil dari tanah tersebut, termasuk mulai menabur dan menanam benih, untuk selanjutnya dipanen dan menjadi bahan makanan bagi mereka. Akan tetapi, Tuhan memberikan perintah agar mereka menanam selama enam tahun lamanya, dan pada tahun yang ketujuh, mereka tidak boleh menanam (ay. 1-4). Mereka hanya boleh makan apa yang menjadi hasil tanam pada tahun sabat tersebut, apa yang tumbuh di tanah itu harus menjadi makanan bagi bangsa Israel, termasuk ternak-ternak mereka (ay. 5-7). Intinya adalah tahun sabat menjadi tahun perhentian bagi tanah tersebut, sehingga tanah tersebut bisa beristirahat setelah bekerja keras selama enam tahun lamanya, dan nanti akan kembali siap untuk menghasilkan pada tahun kedelapan dan seterusnya selama enam tahun ke depan (ay. 4).

Kemudian, setelah tujuh kali sabat (7 x 7 = 49 tahun), pada tahun yang ke-50, Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk merayakan tahun yobel, dimana pada tahun tersebut, bangsa Israel harus meniup sangkakala di seluruh negeri (ay. 8-9). Tahun yobel itu adalah tahun pembebasan (ay. 10). Pada tahun yobel tersebut, bangsa Israel juga harus memperlakukan tanah seperti pada tahun sabat, yaitu tahun perhentian penuh bagi tanah, dan mereka harus makan dari apa saja yang tumbuh di tanah mereka pada tahun itu (ay. 11-12).

Selain memperlakukan tanah seperti pada tahun sabat, pada tahun yobel bangsa Israel juga harus pulang ke daerah pusaka mereka masing-masing, ke tanah mereka masing-masing menurut kaumnya (ay. 10 & 13). Dalam ayat-ayat selanjutnya, Tuhan juga memberikan ketetapan bahwa ketika bangsa Israel menjual tanah, mereka harus memperhitungkan tahun yobel, karena pada tahun yobel, setiap orang harus kembali ke tanah mereka, tanpa kecuali. Sehingga tanah yang dijual pada tahun ke-48 misalnya, akan jauh lebih murah dibandingkan dengan tanah yang dijual pada tahun ke-2. Inti dari hukum terkait tahun yobel ini adalah bahwa tanah yang bangsa Israel itu sebenarnya adalah milik Tuhan, dan bukan milik bangsa Israel, sehingga urusan mengenai tanah termasuk jual beli tanah dan sewa menyewa tanah, itu harus diatur dengan jelas oleh Tuhan.

Lalu apa hubungannya dengan tema tahunan yang dibuat oleh gereja dengan tahun sabat dan tahun yobel? Saya sendiri menyimpulkan bahwa sebenarnya di hadapan Tuhan, setiap  tahun itu adalah sama. Tuhan sendiri hanya membuat peraturan yang khusus tentang tahun sabat dan tahun yobel. Jadi apakah ketika gereja-gereja membuat temanya sendiri itu salah? Tidak salah, karena bisa saja Tuhan memang berbicara tentang suatu tema tertentu kepada seorang gembala dan gembala tersebut mencoba menyampaikannya kepada seluruh jemaat. Kita tidak dapat menghakimi apakah tema tahun ini itu salah atau tidak alkitabiah, tetapi mari kita melakukannya sesuai dengan iman dan keyakinan kita. Jika kita mengimani bahwa tahun ini adalah tahun pemulihan, imani dan amini itu. Akan tetapi sebenarnya bagi saya pribadi, setiap tahun adalah tahun pemulihan. Tuhan tidak perlu menunggu hingga tahun 2013 untuk memulihkan kita. Tuhan sudah melakukannya di tahun-tahun sebelumnya, di tahun ini, dan di tahun yang akan datang. Justru kadang-kadang kepicikan pemikiran kita yang hanya menganggap Tuhan hanya bekerja luar biasa di tahun 2013 ini, padahal dari sejak zaman Adam, Abraham, Daud, dan seterusnya, Tuhan terus bekerja dan tetap bekerja hingga saat ini. Tuhan kita tidak bisa dibatasi dengan tahun manusia, justru manusia yang sekaan-akan membatasi Tuhan.

Tapi sekali lagi, saya menyatakan bahwa tema suatu tahun yang ditetapkan oleh gembala itu tidak salah menurut Alkitab, karena Alkitab juga  tidak pernah menyatakan hal tersebut sebagai suatu kesalahan atau dosa. Jika iman kita mempercayai tema tahun-tahun tertentu, imani dan aminilah itu. Tetapi bagi saya pribadi, saya percaya bahwa dalam semua tahun, Tuhan selalu berdaulat dan berkuasa. Pertanyaan saya hanya satu: Jika kita mempercayai tahun-tahun tertentu memiliki tema-tema yang khusus, dan iman kita mempercayai hal itu, sudahkah kita terlebih dahulu melakukan Firman Tuhan tentang tahun sabat dan tahun yobel? Beranikah kita bersikap seperti bangsa Israel yang tidak menabur setiap tahun ketujuh dan ke-50, dan mempercayai dengan iman yang penuh, bahwa Tuhan pasti akan menyediakan berkatNya bahkan ketika kita tidak mengusahakan tanah di tahun yang telah ditetapkan Tuhan sebagai tahun perhentian?


Bacaan Alkitab: Imamat 25:1-13
25:1 TUHAN berfirman kepada Musa di gunung Sinai:
25:2 "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu telah masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, maka tanah itu harus mendapat perhentian sebagai sabat bagi TUHAN.
25:3 Enam tahun lamanya engkau harus menaburi ladangmu, dan enam tahun lamanya engkau harus merantingi kebun anggurmu dan mengumpulkan hasil tanah itu,
25:4 tetapi pada tahun yang ketujuh haruslah ada bagi tanah itu suatu sabat, masa perhentian penuh, suatu sabat bagi TUHAN. Ladangmu janganlah kautaburi dan kebun anggurmu janganlah kaurantingi.
25:5 Dan apa yang tumbuh sendiri dari penuaianmu itu, janganlah kautuai dan buah anggur dari pokok anggurmu yang tidak dirantingi, janganlah kaupetik. Tahun itu harus menjadi tahun perhentian penuh bagi tanah itu.
25:6 Hasil tanah selama sabat itu haruslah menjadi makanan bagimu, yakni bagimu sendiri, bagi budakmu laki-laki, bagi budakmu perempuan, bagi orang upahan dan bagi orang asing di antaramu, yang semuanya tinggal padamu.
25:7 Juga bagi ternakmu, dan bagi binatang liar yang ada di tanahmu, segala hasil tanah itu menjadi makanannya.
25:8 Selanjutnya engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun; sehingga masa tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun.
25:9 Lalu engkau harus memperdengarkan bunyi sangkakala di mana-mana dalam bulan yang ketujuh pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu.
25:10 Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya.
25:11 Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamu menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu petik buahnya.
25:12 Karena tahun itu adalah tahun Yobel, haruslah itu kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kamu makan harus diambil dari ladang.
25:13 Dalam tahun Yobel itu kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.