Selasa, 5 Maret 2013
Bacaan Alkitab: Mikha 7:7-8
“Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN,
akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!” (Mi 7:7)
Menunggu dan
Menantikan Tuhan
Semua orang pasti tidak suka menunggu. Mau
bukti? Coba tanya ketika kita mau mengurus KTP, SIM, Paspor, atau surat-surat
lain. Menurut prosedur yang berlaku, kita harus pergi ke loket ini, kemudian
menunggu dipanggil, setelah dipanggil lalu pergi ke loket lain, dan begitu
seterusnya. Banyak orang yang tidak suka menunggu akhirnya memilih jalan pintas
dan membayar sejumlah uang kepada calo atau kepada oknum agar proses mereka
bisa dipercepat.
Mungkin dalam kacamata dan sudut pandang
orang dunia, hal ini adalah wajar. Akan tetapi, menurut kacamata dan sudut
pandang Alkitab, hal ini adalah salah. Seringkali Tuhan Itu bukan Tuhan yang
bersifat instan, yang ketika kita meminta kepadaNya dan saat itu juga langsung
Tuhan menjawab doa kita. Seringkali Tuhan membuat kita menunggu untuk mendapatkan jawaban dari
Tuhan. Menunggu itu tidak salah, karena itulah proses yang harus dijalani.
Seorang ibu yang sedang mengandung harus menunggu sembilan bulan lamanya sebelum
bayinya lahir. Mengapa Tuhan tidak biarkan bayi langsung lahir dan tidak usah
menunggu sembilan bulan? Ya saya pun tidak tahu jawabannya, karena itu adalah hak
prerogatif Tuhan.
Walaupun demikian, dari ilustrasi seorang ibu
yang mengandung dan harus menunggu dan menanti kelahiran bayinya selama
sembilan bulan, saya melihat bahwa itu adalah gambaran yang cukup pas untuk
menggambarkan bagaimana kita harus menunggu Tuhan. Mikha adalah seorang nabi,
yang menyuarakan Firman Tuhan kepada umatNya. Akan tetapi, dalam ayat yang kita
baca hari ini, kita melihat bagaimana ia menyikapi kondisi dimana ia melihat
kondisi yang sangat sulit terbentang di depannya. Saat itu hampir tidak ada
harapan bagi manusia, termasuk Mikha. Tetapi apa jawab Mikha ketika menghadapi
hal tersebut: “Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu Tuhan dan mengharapkan Allah
yang akan menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!” (ay. 7).
Mikha tahu bahwa Allah pasti akan datang
menolong dirinya. Ia berharap kepada Allah yang benar, yang akan menyelamatkan
dirinya. Ini adalah pernyataan iman yang luar biasa dari Mikha. Ia tidak
melihat keadaan, tetapi mengarahkan pandangannya hanya kepada Tuhan. Mikha tahu
bahwa Allah pasti akan mendengarkan dirinya. Karena iman yang ada dalam hati
Mikha inilah akhirnya ia pun tidak mencari pertolongan kepada orang lain. Ia
menunggu Tuhan. Memang Mikha pun tidak tahu kapan Tuhan akan datang, tetapi
Mikha tahu bahwa Tuhan pasti akan datang, dan bagiannya hanyalah menunggu Tuhan
datang.
Menghadapi musuh-musuhnya yang datang
mengepung dirinya, Mikha tahu bahwa walaupun sepertinya musuh-musuhnya itu
lebih kuat dari dirinya, tetapi Tuhan jauh lebih besar dari apapun. Bahkan
sekalipun musuh-musuhnya datang dan memukulnya hingga jatuh, Mikha akan bangkit
kembali (ay. 8b). Tuhan yang akan jadi pembelanya. Tuhan akan tetapi menjadi
pelindung Mikha, bahkan ketika ia harus berjalan di dalam kegelapan sekalipun,
Tuhan akan menjadi terang bagi dirinya (ay. 8c). Sehingga Mikha pun tidak takut
kepada musuh-musuhnya, dan berkata, “Janganlah bersukacita atas aku, hai
musuhku!” (ay. 8a).
Apa yang dapat kita pelajari hari ini?
Menunggu Tuhan itu tidak salah, melainkan adalah suatu sikap yang besar karena
kita mau meninggalkan ego kita (yang selalu mengingini Tuhan menjawab kita
dengan cepat) dan menantikan waktu Tuhan bagi kita. Waktu Tuhan itu berbeda
dengan waktu kita. Kadangkala waktunya sama, lebih cepat, tetapi biasanya lebih
lambat dari waktu yang kita inginkan. Akan tetapi, menurut sudut pandang Tuhan,
waktu Tuhan selalu adalah waktu yang pas bagi kita. Ketika kita harus menunggu
waktu Tuhan, jangan mengeluh kepada Tuhan. Jalani saja, karena saya yakin pasti
Tuhan jauh lebih mengerti waktu yang pas bagi kita, dan pertolongan Tuhan tidak
pernah terlambat bagi anak-anakNya.
Bacaan Alkitab: Mikha 7:7-8
7:7 Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu
TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan
mendengarkan aku!
7:8 Janganlah bersukacita atas aku, hai
musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam
gelap, TUHAN akan menjadi terangku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.