Minggu, 03 Maret 2013

Menunggu dan Menantikan Tuhan



Selasa, 5 Maret 2013
Bacaan Alkitab: Mikha 7:7-8
Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!” (Mi 7:7)


Menunggu dan Menantikan Tuhan


Semua orang pasti tidak suka menunggu. Mau bukti? Coba tanya ketika kita mau mengurus KTP, SIM, Paspor, atau surat-surat lain. Menurut prosedur yang berlaku, kita harus pergi ke loket ini, kemudian menunggu dipanggil, setelah dipanggil lalu pergi ke loket lain, dan begitu seterusnya. Banyak orang yang tidak suka menunggu akhirnya memilih jalan pintas dan membayar sejumlah uang kepada calo atau kepada oknum agar proses mereka bisa dipercepat.

Mungkin dalam kacamata dan sudut pandang orang dunia, hal ini adalah wajar. Akan tetapi, menurut kacamata dan sudut pandang Alkitab, hal ini adalah salah. Seringkali Tuhan Itu bukan Tuhan yang bersifat instan, yang ketika kita meminta kepadaNya dan saat itu juga langsung Tuhan menjawab doa kita. Seringkali Tuhan membuat kita  menunggu untuk mendapatkan jawaban dari Tuhan. Menunggu itu tidak salah, karena itulah proses yang harus dijalani. Seorang ibu yang sedang mengandung harus menunggu sembilan bulan lamanya sebelum bayinya lahir. Mengapa Tuhan tidak biarkan bayi langsung lahir dan tidak usah menunggu sembilan bulan? Ya saya pun tidak tahu jawabannya, karena itu adalah hak prerogatif Tuhan.

Walaupun demikian, dari ilustrasi seorang ibu yang mengandung dan harus menunggu dan menanti kelahiran bayinya selama sembilan bulan, saya melihat bahwa itu adalah gambaran yang cukup pas untuk menggambarkan bagaimana kita harus menunggu Tuhan. Mikha adalah seorang nabi, yang menyuarakan Firman Tuhan kepada umatNya. Akan tetapi, dalam ayat yang kita baca hari ini, kita melihat bagaimana ia menyikapi kondisi dimana ia melihat kondisi yang sangat sulit terbentang di depannya. Saat itu hampir tidak ada harapan bagi manusia, termasuk Mikha. Tetapi apa jawab Mikha ketika menghadapi hal tersebut: “Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu Tuhan dan mengharapkan Allah yang akan menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!” (ay. 7).

Mikha tahu bahwa Allah pasti akan datang menolong dirinya. Ia berharap kepada Allah yang benar, yang akan menyelamatkan dirinya. Ini adalah pernyataan iman yang luar biasa dari Mikha. Ia tidak melihat keadaan, tetapi mengarahkan pandangannya hanya kepada Tuhan. Mikha tahu bahwa Allah pasti akan mendengarkan dirinya. Karena iman yang ada dalam hati Mikha inilah akhirnya ia pun tidak mencari pertolongan kepada orang lain. Ia menunggu Tuhan. Memang Mikha pun tidak tahu kapan Tuhan akan datang, tetapi Mikha tahu bahwa Tuhan pasti akan datang, dan bagiannya hanyalah menunggu Tuhan datang.
Menghadapi musuh-musuhnya yang datang mengepung dirinya, Mikha tahu bahwa walaupun sepertinya musuh-musuhnya itu lebih kuat dari dirinya, tetapi Tuhan jauh lebih besar dari apapun. Bahkan sekalipun musuh-musuhnya datang dan memukulnya hingga jatuh, Mikha akan bangkit kembali (ay. 8b). Tuhan yang akan jadi pembelanya. Tuhan akan tetapi menjadi pelindung Mikha, bahkan ketika ia harus berjalan di dalam kegelapan sekalipun, Tuhan akan menjadi terang bagi dirinya (ay. 8c). Sehingga Mikha pun tidak takut kepada musuh-musuhnya, dan berkata, “Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku!” (ay. 8a).

Apa yang dapat kita pelajari hari ini? Menunggu Tuhan itu tidak salah, melainkan adalah suatu sikap yang besar karena kita mau meninggalkan ego kita (yang selalu mengingini Tuhan menjawab kita dengan cepat) dan menantikan waktu Tuhan bagi kita. Waktu Tuhan itu berbeda dengan waktu kita. Kadangkala waktunya sama, lebih cepat, tetapi biasanya lebih lambat dari waktu yang kita inginkan. Akan tetapi, menurut sudut pandang Tuhan, waktu Tuhan selalu adalah waktu yang pas bagi kita. Ketika kita harus menunggu waktu Tuhan, jangan mengeluh kepada Tuhan. Jalani saja, karena saya yakin pasti Tuhan jauh lebih mengerti waktu yang pas bagi kita, dan pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat bagi anak-anakNya.


Bacaan Alkitab: Mikha 7:7-8
7:7 Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!
7:8 Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, TUHAN akan menjadi terangku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.