Senin, 18 Maret 2013
Bacaan Alkitab: Yeremia 12:1-4
“Engkau memang benar, ya TUHAN, bilamana aku
berbantah dengan Engkau! Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau tentang
keadilan: Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik, sentosa semua orang yang
berlaku tidak setia?” (Yer 12:1)
Doa dan Keluhan
Nabi Yeremia
Jika kita pernah membaca surat kabar
belakangan ini, apa yang kita rasakan? Apakah karena terlalu banyak kasus
kejahatan dan korupsi di negeri kita tercinta ini kemudian kita hanya menganggap
berita-berita di koran itu seperti sesuatu hal yang biasa saja? Ataukah setiap
kali kita membaca berita tentang kejahatan dan korupsi yang merajalela, ada
sesuatu dalam hati kita yang membuat kita berseru kepada Tuhan? Pernahkah kita
mencoba bertanya kepada Tuhan, sampai kapankah Tuhan membiarkan negeri kita
terpuruk seperti ini, dimana kejahatan merajalela, kebenaran diputarbalikkan
dan orang-orang yang tidak jujur justru menjadi semakin kaya dan kuat?
Kondisi seperti itu sudah terjadi pada masa
nabi Yeremia, sekitar 2.500 sampai 3.000 tahun yang lalu. Yeremia saat itu
berseru-seru kepada Tuhan, meminta Tuhan untuk menolong dan memulihkan
bangsanya. Inti dari seruannya tersebut adalah mengapa orang-orang yang fasik,
yang tidak takut akan Tuhan, yang tidak
setia kepada Tuhan justru seakan-akan semakin mujur dan semakin kuat (ay. 1b)? Mengapa
orang-orang seperti itu bukannya semakin berkurang atau musnah melainkan justru
semakin bertambah banyak dan bahkan semakin berakar di mana-mana? (ay. 2a).
Yeremia mungkin pernah berseru-seru kepada
Tuhan tentang hal ini hingga pada taraf dimana orang lain menyangka Yeremia
berbantah dengan Tuhan (ay. 1a). Akan tetapi Yeremia tahu bahwa Tuhan lebih
mengenal dirinya ketimbang orang lain. Yeremia tahu bahwa Tuhan selalu melihat
dirinya bahkan hingga ke dalam hati (ay. 3a). Yeremia muak melihat orang-orang
munafik selalu mengucapkan nama Tuhan di bibir mereka, padahal hati mereka jauh
dari Tuhan. Bibir mereka mengatakan hal-hal yang manis, tetapi pikiran mereka
penuh dengan kejahatan (ay. 2b).
Bahkan Yeremia menggambarkan negeri dengan
para penduduk yang penuh dengan orang fasik adalah negeri yang kering dan layu
(ay. 4a), walaupun secara fisik negeri Yehuda pada masa itu adalah negeri yang
cukup subur, bahkan sangat subur jika
dibandingkan dengan negeri-negeri tetangganya. Tetapi dosa-dosa para
penduduknya itulah yang membuat negeri tersebut menjadi kering dan layu di
hadapan Tuhan. Bahkan dalam tulisannya Yeremia menggambarkan bahwa para
binatang pun bisa tahu bagaimana cara hidup para penduduk yang tidak takut akan
Tuhan (ay. 4b). Menjadi pertanyaan bagi kita, jika binatang saja bisa mengerti,
masa iya manusia masih tidak peduli dengan kondisi negeri yang penuh dosa
tersebut?
Menurut saya, kondisi negeri kita saat ini
hampir mirip dengan kondisi negeri Yehuda pada masa Yeremia hidup. Negeri
tersebut memiliki banyak penduduk yang tidak takut akan Tuhan. Banyak
orang-orang fasik yang tidak jujur, tetapi justru merekalah yang berkuasa.
Lalu, apa yang harus kita lakukan?
Hari ini kita belajar bagaimana Yeremia, yang
hidup di tengah-tengah bangsa Yehuda yang tidak takut akan Tuhan, tetap bisa
menjaga dirinya sendiri untuk tetap hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Demikian
juga kita, yang walaupun sering mengeluh, tetapi senantiasa setia menaikkan doa-doa
kita kepada Tuhan. Berdoalah bagi negeri kita ini, agar suatu saat Tuhan
pulihkan, sehingga terjadi pertobatan di negeri kita tercinta ini. Bagi
manusia, mungkin ini mustahil, tetapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.
Bacaan Alkitab: Yeremia 12:1-4
12:1 Engkau memang benar, ya TUHAN, bilamana
aku berbantah dengan Engkau! Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau tentang
keadilan: Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik, sentosa semua orang yang
berlaku tidak setia?
12:2 Engkau membuat mereka tumbuh, dan mereka
pun juga berakar, mereka tumbuh subur dan menghasilkan buah juga. Memang selalu
Engkau di mulut mereka, tetapi jauh dari hati mereka.
12:3 Ya TUHAN, Engkau mengenal aku, Engkau melihat
aku, dan Engkau menguji bagaimana hatiku terhadap Engkau. Tariklah mereka ke
luar seperti domba-domba sembelihan, dan khususkanlah mereka untuk hari
penyembelihan. --
12:4 Berapa lama lagi negeri ini menjadi
kering, dan rumput di segenap padang menjadi layu? Karena kejahatan penduduknya
binatang-binatang dan burung-burung habis lenyap, sebab mereka telah mengira:
"Ia tidak akan melihat tingkah langkah kita!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.