Rabu, 20 Maret 2013
Bacaan Alkitab: Hakim-Hakim
6:11-16
“Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk
di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang
Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi
bagi orang Midian.” (Hak 6:11)
Ketika Firman
Tuhan Berbeda dengan Kenyataan
Kita tentu pernah membaca, atau minimal
mendengar kisah tentang Gideon dalam Alkitab, yaitu bagaimana Gideon memimpin
300 orang Israel untuk melawan orang Midian yang jumlah jauh lebih banyak.
Hanya dengan bersenjatakan obor, sangkakala, dan buyung kosong, 300 orang
tersebut dapat meluluhlantakkan orang Midian yang jumlahnya berlipat-lipat kali
banyaknya. Tentu mungkin ada di antara kita yang mengira bahwa Gideon adalah
orang yang kuat, yang berani, yang gagah perkasa, sehingga dapat memimpin orang
Israel dan membebaskan mereka dari penjajahan orang Midian.
Akan tetapi, benarkah demikian? Mari kita
membaca bacaan Alkitab kita hari ini yang menceritakan tentang masa lalu
Gideon, yaitu sebelum ia menjadi pahlawan dan hakim bagi orang Israel. Alkitab mengtatakan
bahwa ketika bangsa Israel berseru-seru kepada Tuhan karena orang Midian, maka Malaikat
TUHAN pun datang kepada Gideon (ay. 11a). Dimana Gideon berada dan apa yang
sedang Gideon lakukan saat Malaikat TUHAN datang kepadanya?. Alkitab mengatakan
bahwa saat itu Gideon, anak Yoas, sedang mengirik gandum di dalam tempat
pemerasan anggur agar tersembunyi dari orang Midian (ay. 11b).
Saat itu Gideon adalah sama dengan orang
Israel kebanyakan, malah mungkin Gideon adalah seorang pengecut, yang karena
ketakutan kepada orang Midian, hingga ia pun mengirik gandum bukan di tempat
pengirikan gandum, melainkan di tempat pemerasan anggur agar orang Midian tidak
dapat mengetahuinya. Namun demikian, Malaikat TUHAN tetap menampakkan diri
kepadanya dan berfirman, “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani”
(ay. 12).
Apa Tuhan tidak salah menggunakan kata-kata
di atas? Apa Tuhan tidak salah menyebut Gideon dengan sebutan “pahlawan yang
gagah berani”? Padahal saat itu Gideon sedang bersembunyi dari orang Midian?
Bahkan Gideon sendiri menjawab dengan nada pesimis, “Jika TUHAN menyertai kami,
memgapa semua ini menimpa kami?” (ay. 13a). Gideon membandingkan bagaimana
dahulu TUHAN membawa orang Israel keluar dari Mesir hingga tiba di Kanaan,
tetapi saat ini justru mereka dijajah orang Midian di tanah Kanaan (ay. 13b).
Tuhan kemudian berfirman kepada Gideon agar
ia pergi dan menyelamatkan orang Israel dengan kekuatannya (ay. 14a). Gideon yang
mungkin merasa bahwa dirinya bukan siapa-siapa dan tidak punya kemampuan apapun
lalu menghindar dengan alasan bahwa ia tidak mempunyai apa-apa untuk
menyelamatkan orang Israel, bahkan kaumnya adalah kaum yang paling kecil dan
Gideon pun saat itu adalah orang yang paling muda dari kaum keluarganya (ay.
15). Gideon tetap mengelak dengan memberikan alasan-alasan. Tetapi Tuhan tetap
pada kemauannya menunjuk Gideon untuk menyelamatkan orang Israel. Dan jika kita
membaca ayat-ayat selanjutnya, kita melihat bagaimana Tuhan tetap memakai Gideon
untuk menyelamatkan orang Israel. Ini karena Tuhan sendiri yang telah mengutus
Gideon (ay. 14b)
Awalnya memang Firman Tuhan yang disampaikan
itu sangat jauh berbeda bahkan sangat berlawanan dengan kondisi Gideon. Firman Tuhan
yang disampaikan itu sangat berbeda dengan kenyataan Gideon. Akan tetapi,
syukurlah bahwa Gideon (walaupun awalnya agak “ngeyel”) akhirnya berserah
kepada kehendak Tuhan dan ia pun dipakai Tuhan sebagai pembebas bangsa Israel.
Mungkin saat ini kita juga berada dalam
kondisi seperti Gideon. Tuhan menyatakan FirmanNya kepada kita (entah melalui Alkitab
yang kita baca, atau dari hamba Tuhan yang menyampaikan Firman Tuhan), tetapi
Firman yang disampaikan itu sangat jauh berbeda dengan kenyataan yang kita
hadapi. Apa yang harus kita lakukan? Apakah kita memilih untuk tidak percaya
kepada Firman Tuhan, atau kita memilih untuk percaya sepenuhnya kepada Firman
Tuhan?
Ingat bahwa ketika Tuhan menyampaikan
FirmanNya, walaupun seakan-akan Firman Tuhan itu sangat mustahil untuk terjadi
(jika kita melihat dengan sudut pandang manusia), akan tetapi bagi Tuhan itu tidak ada hal yang
mustahil (Luk 1:37). Sama seperti Tuhan
telah menolong Gideon,
demikianlah Tuhan juga akan menolong kita, sehingga FirmanNya pun digenapi di
dalam kehidupan kita. Syaratnya hanya sederhana: percaya sepenuhnya kepada Tuhan
dan kepada FirmanNya, dan jangan takut melangkah sesuai Firman Tuhan, karena
Tuhanlah yang menyertai kita, sehingga kita
pun akan mampu melakukan perkara-perkara besar yang membawa kemenangan
(ay. 16).
Bacaan Alkitab: Hakim-Hakim
6:11-16
6:11 Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan
duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu,
sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar
tersembunyi bagi orang Midian.
6:12 Malaikat TUHAN menampakkan diri
kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya
pahlawan yang gagah berani."
6:13 Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah,
tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di
manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek
moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun
kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan
kami ke dalam cengkeraman orang Midian."
6:14 Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan
berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel
dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!"
6:15 Tetapi jawabnya kepada-Nya: "Ah
Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku
adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling
muda di antara kaum keluargaku."
6:16 Berfirmanlah TUHAN kepadanya:
"Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah
orang Midian itu sampai habis."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.